“Di sana tak ada lain kecuali karena karuniaNya,
dan tak ada
kehidupan melainkan karena ada dalam tiraiNya.
Jika saja tirai itu dibuka,
pastilah terbuka cacat besar yang tiada tara.”
Manusia itu, pada
aslinya adalah tempatnya
kurang dan cacat.
Baik orang tersebut ahli
ibadah maupun ahli
maksiat. Baik orang itu
sedang mendapatkan
nikmat atau cobaan.
Maka kita wajib
memuji Allah swt, yang
menutupi diri kita dengan
tutupNya yang indah
itu.........................
Dzikir itu bermacam-macam. Sedangkan Yang
Didzikir hanyalah Satu, dan tidak terbatas. Ahli
dzikir adalah kekasih-kekasih Allah. Maka dari
segi kedisiplinan terbagi menjadi tiga:
Dzikir Jaly
Dzikir Khofy
Dzikir HaqiqiDzikir Jaly (bersuara), dilakukan
oleh para pemula, yaitu Dzikir Lisan yang
mengapresiasikan syukur, pujian,
pengagungan nikmat serta menjaga janji dan
kebajikannya, dengan lipatan sepuluh kali
hingga tujuh puluh.Dzikir Batin Khofy
(tersembunyi) bagi kekasih, yaitu dzikir
dengan rahasia qolbu tanpa sedikit pun
berhenti. Disamping terus menerus baqa' dalam
musyahadah melalui musyahadah kehadiran
jiwa dan kebajikannya, dengan lipatan tujuh
puluh hingga tujuh ratus kali.
Dzikir Haqiqi yang kamil (sempurna) bagi
Ahlun-Nihayah (mereka yang sudah sampai di
hadapan Allah swt,) yaitu Dzikirnya Ruh melalui
Penyaksian Allah swt, terhadap si hamba. Ia
terbebaskan dari penyaksian atas dzikirnya
melalui baqa'nya Allah swt, dengan symbol,
hikmah dan kebajikannya mulai dari tujuh
ratus kali lipat sampai tiada hingga. Karena
dalam musyahadah itu terjadi fana',
tiada kelezatan di sana.
Ruh di sini merupakan wilayah Dzikir Dzat, dan
Qalbu adalah wilayah Dzikir Sifat, sedangkan
Lisan adalah wilayah Dzikir kebiasaan umum.
Mananakala Dzikir Ruh benar, akan menyemai
Qolbu, dan Qolbu hanyalah menerima Kharisma
Dzat Semata, di dalamNYA ada isyarat perwujudan
hakikat melalui fana'ul fana'nya diri di DIRINYA
. Di dalamNYA ada rasa yang tak bisa di ungkapkan
oleh kata dan tidak mungkin bisa di terima oleh aqal manusiawi ...
dalam kebaqo'anNYA semata AKU ada ....
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ
يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوا
الأَلْبَابِ}
(البقرة/269).
"Allah berikan
HIKMAH kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang diberi HIKMAH,
maka ia telah diberi kebaikan yang banyak" (Al Qur'an, Surah Al Baqoroh,
2:269)