Apa Kabar Dunia

Mari Belajar bersama

Sabtu, 12 Mei 2012

Sastra Arab pada Periode Awal Islam

Bahasa Arab Pada Masa Awal Islam



Islam telah menggoreskan sejarah perubahan yang menyeluruh pada sistem kehidupan manusia, baik dari segi spiritual, sosial, politik maupun sastra dan budaya, perubahan tersebut tidak hanya terbatas bagi bangsa arab saja, namun mencakup seluruh bangsa yang tersentuh oleh dakwah islam, sehingga bangsa tersebut tersinari oleh cahaya dan keutamaan iman.
Ajaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad sendiri lahir pada suatu lingkungan yang memiliki budaya dan nilai tertentu, maka benturan islam terhadap nilai-nilai tersebut pun tak dapat terelakkan, sehingga islam datang untuk membatalkan seluruh nilai yang tidak sesuai ajarannya yang tinggi namun tetap mempertahankan hal-hal yang sejalan dengannya.
Sastra Pada periode ini dengan jelas menggambarkan kepada kita tentang kehidupan masyarakat islam yang bergitu gemilang jauh dari kekacauan, sebuah lembaran sejarah yang paling indah, kita baca baris-barisnya yang akan menghembuskan aroma keikhlasan, memperlihatkan cahaya tauhid dan menampakkan sebuah semangat yang mampu merontokkan gunung, dan menundukkan berbagai macam kesulitan. Lembaran sejarah itu telah ditulis dengan darah para syuhada yang kelak pada hari kiamat akan menebarkan bau wangi bak minyak misik, baris-baris mutiara itu ditulis oleh tangan-tangan yang suci dan hati yang sehat nan tulus. sebuah masa dimana kehidupan begitu tenteram dikarenakan keimanan yang ada pada hati-hati mereka. Pada periode ini sastra pun berkembang sesuai dengan ruh keislaman.

1. Natsr atau prosa

- Khutbah : Pada periode ini kedudukan syair mulai tergantikan oleh khutbah dikarenakan beberapa hal, antara lain :
1. Semangat untuk menyebarkan cahaya islam dengan dakwah dan jihad.
2. Pengaruh Al-Qur’an dan Hadits terhadap kefasihan sastra arab.
3. Berkembangnya diskusi antar masyarakat dalam berbagai pembahasan baik sosial-politik pendidikan dan sebagainya.
4. Penjelasan kebijakan politik dan hukum para khalifah.
Contoh Khutbah Pada periode ini :

Khutbah Abu Bakar Ash-Siddiq Ketika Diangkat Sebagai Khalifah


Sesaat setelah Meninggalnya Rasulullah – Shallallahu ‘alaihi wasallam- kaum muslimin memilih Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu sebagai pemimpin mereka karena berbagai keutamaan yang ada padanya, ia adalah lelaki pertama yang beriman kepada Rasulullah, teman beliau didalam gua tsaur dan teman setia beliau ketika berhijrah ke Mekkah, Rasulullah juga pernah memerintahkannya untuk menjadi imam menggantikan beliau ketika beliau sakit.
Ketika diangkat sebagai Khalifah beliau berkhutbah kepada sekalian kaum muslimin dengan terlebih dahulu memuji Allah dan berkata :

أيها الناس, إني قد وليت عليكم ولست بخيركم , فإن رأيتمني على حق فأعينوني , وإن رأيتموني على باطل فسددوني , أطيعوني ما أطعت الله فيكم , فإذا عصيته فلا طاعة لي عليكم , ألا إن أقواكم عندي الضعيف , حتى آخذ الحق له , و أضعفكم عندي القوي حت آخذ الحق منه.
أقول قولي هذا , و أستغفر الله لي ولكم
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku sekarang telah memimpin kalian, namun aku bukanlah yang terbaik diantara kalian, jika kalian melihatku berjalan diatas kebenaran maka bantulah aku, sedangkan jika kalian melihatku diatas kebatilan maka luruskanlah langkahku, taatilah aku selama aku mentaati Allah, dan apabila aku melakukan sebuah kemaksiatan maka kalian tidak boleh taat terhadapku akan hal itu, ketahuilah… Bahwasanya orang yang paling kuat diantara kalian dimataku adalah orang yang lemah hingga ia memperoleh haknya, sebaliknya orang yang terlemah dimataku adalah orang yang kalian anggap paling kuat hingga ia mengembalikan hak-hak orang lain. Demikianlah apa yang aku sampaikan kepada kalian seraya memohon ampun atas diriku dan kalian semua kepada Allah.”

- Kitabah atau Surat


Pada periode ini Kegiatan surat menyurat mulai berkembang dalam rangka dakwah islamiyah, pengaturan hukum dan kebijakan politik pemerintahan islam serta penulisan piagam perdamaian antar negeri.

Surat Rasulullah kepada Khalid bin Walid

Semenjak Allah memerintahkan Beliau untuk berdakwah kejalan Allah, Beliau begitu bersungguh-sungguh dalam upaya menyebarkan cahaya Islam dan mengajak manusia kembali kepada tauhid. Beliau tak pernah lelah dalam mendakwahi manusia kejalan Allah dengan penuh kebijaksanaan, nasihat yang baik dan akhlak yang terpuji.
Diantara kabilah Arab yang didakwahi oleh Beliau adalah kabilah Bani Al-Harits bin Ka’b, Beliau pun mengutus Khalid bin Walid untuk mengajak mereka kepada Islam. Sampai akhirnya Khalid bin Walid mengirimkan surat kepada Rasulullah bahwa kabilah tersebut menerima dakwah Islam. Rasulullah membalas surat tersebut memerintahkan Khalid bin Walid untuk kembali bersama utusan dari mereka untuk pembelajaran tentang keislaman . Dalam suratnya Beliau berkata :

بـسم الله الرحمن الرحيم : من محمد النبي رسول الله إلى خالد بن الوليد , سلام عليك , فإ ني أحمد إليك الله الذي لا إله إلا هو.
أما بعد : فإن كتابك جاءني مع رسو لك تخبر أن بني الحارث بن كعب قد أسلموا قبل أن تقاتلهم , وأجابوا إلى ما دعوتهم إليه من الإسلام , وشهدوا أن لا إله إلا الله , وأن محمدا عبدالله ورسوله , فبشرهم وأنذرهم , وأقبل واليقبل معك وفدهم , والسلام عليكم ورحمةالله وبركاته
“Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad sang Nabi utusan Allah, semoga keselamatan selalu bersamamu, Aku panjatkan puji kepada Allah untukmu. Amma ba’du : Telah sampai kepadaku surat yang engkau kirimkan bersama utusanmu, menjelaskan bahwa kabilah Bani Al-Harits bin Ka’b telah masuk islam dengan damai tanpai terjadi pertempuran, mereka telah mengikuti apa-apa yang engkau dakwahkan dari Agama ini, mereka bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, maka berilah kabar gembira atas keislaman mereka dan berilah mereka peringatan, dan kembalilah engkau wahai Khalid bersama utusan dari kabilah tersebut. Semoga keselamatan, rahmat serta barakah senantiasa Allah limpahkan kepadamu.”

- Syair

Sikap Islam terhadap syair.
Sesungguhnya Agama yang mulia ini senantiasa menyeru kepada kebaikan dan keutamaan dan selalu mencegah suatu yang hina. Oleh karena itu Islam akan selalu bersikap kagum terhadap syair-syair yang berisikan kebenaran dan akhlak yang mulia, Rasulullah pernah bersabda (( Sesungguhnya didalam syair terdapat hikmah )) , Rasulullah juga pernah meminta Hassan bin Sabit untuk mencela musuh-musuh islam dengan syairnya, beliau berkata (( Celalah mereka dan Jibril bersamamu )) Rasulullah juga pernah merasa kagum dengan syair Hassan bin Sabit yang mencela kaum musyrikin dan berkata (( Hassan telah mencela dengan sangat mengena )), sebagaimana Rasulullah juga pernah memuji syair Umayyah bin Abi As-Sholt, Khonsa’ dan juga Ka’b bin Zuhair dengan Qoasidahnya “Banat Su’ad.”
Namun demikian islam memerangi syair-syair yang menghancurkan islam dan mengajak manusia kepada sesuatu yang hina dan menyebabkan kerusakan ditubuh masyarakat. Rasulullah bersabda terkait dengan syair jenis ini (( Lebih baik dada kalian dipenuhi oleh nanah daripada harus dipenuhi dengan syair yang demikian ))
Allah berfirman dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 224-227 Yang artinya : “Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya? Dan mereka pun suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya. Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal shaleh serta banyak menyebut Allah. Mereka pun mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Adapun orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.
Allah juga berfirman “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun
Pada periode ini muncul jenis syair baru yaitu syair dakwah islamiyah, syair pembangkit semangat juang, syair untuk mengingat kebaikan para syuhada serta pendeskripsian alat-alat perang. Para periode ini pula jenis-jenis syair yang telah ada sejak zaman Jahiliyah semakin diperkuat dengan ruh islami.
Contoh Syair Pada periode ini :

Hassan bin Sabit Menantang Kaum Musyrikin Sebelum Fathu Mekkah.


Kaum Quraisy membuat kesepakatan damai salama sepuluh tahun dengan Nabi pada tahun ke 6 Hijriah, akan tetapi mereka mengkhianati perjanjian tersebut, maka Rasulullah pun menyiapkan bala tentara untuk memerangi kaum musyrikin Quraisy dan membuka kota Mekkah.
Pada syair berikut ini Hassan bin Sabit menggambarkan persiapan pasukan kaum muslimin dalam rangka menghadapi musuh mereka dengan memuji Rasulullah dan para sahabatnya serta mencela dan menantang musuh mereka, Ia berkata :

عـدمـنا خـيـلـنا إن لـم تروها تـثــيرالـنـقـع ـموعـدها كـداء
فــإمـا تعــرض عـنا اعتمرنا و كان الفتح وانكشف الغطاء
وإلا فــاصبـروا لـجـلاد يـوم يـعـيـن الله فـيـه مــن يــشـاء
وجـبـريـل رســول الـله فيـنا وروح الـقـدس لـيـس له كفاء
وقــال الله قـد أرسـلـت عـبدا يـقـول الـحـق إن نـفـع الـبلاء
شهـد ت بـه فـقومـوا صدقوه فــقـلـتـم لا نــقـوم ولا نـشــاء
وقــال الله قـد ســيرت جـنـدا هـم الأنـصـار عرضتها اللقاء



Kami akan musnahkan kuda-kuda kami
jika kalian tidak melihatnya menghempaskan debu menuju Kada’
Walaupun kalian menghalangi jalan kami, kami akan tetap berumroh
dan membuka kota Mekkah hingga tersingkaplah kebenaran
Namun jika kalian tetap menghalangi maka bersabarlah terhadap hari yang ganas
dan Allah selalu menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya
Jibril Sang Utusan Allah selalu bersama kami
dan Ruhul Qudus takkan ada yang menandinginya
Allah berkata bahwa ia telah mengirimkan utusan-Nya
demi menyampaikan kebenaran bagi siapa yang membutuhkannnya
Aku disini bersaksi atas kerasulannya maka mari berdiri dan bersaksilah
namun kalian mengatakan “kami tidak akan berdiri dan tak mau bersaksi”
Allah telah berkata bahwa ia telah mengirimkan pasukan
mereka adalah kaum Anshar yang kepiawaiannya bertempur

PERKEMBANGAN FILSAFAT JAWA

Filosofi Jawa 2

Dulu petuah orang tua atau orang bijak selalu teringat waktu ngumpul atau kita berhadapan dengan orang tua, baik orang berkelas atau orang biasa, dalam situasi resmi atau pun dalam keadaan biasa. Kita dulu selalu pasrah mendengar karena kita masih anak-anak / muda dan itu cerita akan menjadi berkembang dan semakin lama. Kita akan tahu banyak arti dari kalimat – kalimat itu yang semakin mendalam dan kalau mendengar itu terbuka hatinya dia akan menemukan manfaat yang banyak. Di bawah ini mungkin bisa mengingatkan saya kembali kalimat kalimat dulu saya sering dengar sekarang hal itu jarang lagi terdengar, mungkin juga bisa bermanfaat bagi yang lain.



Saat ini kebudayaan Jawa, terutama Filsafat Jawa hampir hilang dari kehidupan masyarakat. Kehidupan kita yang cenderung “western” telah mengabaikan filsafatfilsafat Jawa tersebut. Padahal dalam filsafat-filsafat tersebut mengandung ajaran “adiluhung” yang sangat berguna bagi kehidupan masyarakat. Filsafat Jawa pada dasarnya bersifat universal. Jadi filsafat Jawa bukan hanya diperuntukkan bagi masyarakat Jawa saja, tetapi juga bagi siapapun yang ingin mempelajarinya. Beberapa filsafat jawa yang biasa : Ojo Rumongso Biso, Nanging Biso Rumongso



Ketika kita memperoleh suatu pengetahuan, ilmu, atau pengalaman terkadang muncul sifat sombong dari diri kita. Bahwa kita dapat menyelesaikan suatu masalah dengan ilmu atau pengalaman yang kita peroleh. Padahal banyak faktor yang menentukan penyelesaian suatu masalah dan bukan hanya dari sudut pandang yang kita pahami. Di sini orang lantas merasa bisa, sifat ego manusia yang muncul tanpa menghiraukan pendapat orang lain.



Dalam filosofi Jawa, sifat ini yang dinamakan Rumongso Biso (merasa bisa). Ajaran masyarakat Jawa menekankan untuk dapat melakukan koreksi ke dalam, sehingga tidak terdorong untuk menghujat atau merendahkan orang lain. Cobalah untuk memahami pendapat yang lain, walau hal itu mungkin sangat bertentangan dengan yang kita yakini. Dengan Biso Rumongso (bisa merasa) atau melatih empati kita untuk memahami orang lain akan mendorong untuk berkompromi mencapai suatu keseimbangan. Hal ini akan membuat semua perselisihan atau konflik yang ada di dunia ini dapat teratasi. Janganlah menjadi orang yang merasa bisa, melainkan yang bisa merasa.

MigunanuTumraping Liyan “Sekecil apapun kebaikan yang kita perbuat bisa bermakna besar bagi orang lain. Berguna bagi sesama membuat hidup lebih berarti”. Itulah tulisan yang terdapat di iklan poster koran Kedaulatan Rakyat. Koran lokal Jogja ini mengambil filosofi Jawa yang maknanya mendalam. Berguna bagi sesama, itulah kurang lebih artinya.

Terkadang kita merasa belum siap untuk berbuat baik, karena kita berpikiran bahwa kita belum mampu secara materi atau merasa perbuatan kita itu tidak berdampak banyak bagi orang yang membutuhkan. Atau ketika kita sudah terjerumus dalam ego kita, yang mempertimbangkan untung rugi setiap perbuatan, melupakan kenyataan bahwa semua ciptaan dunia ini merupakan suatu kesatuan, sehingga kesetiaan kita berpindah ke kelompok yang lebih kecil, seperti komunitas lingkungan, keluarga, gender, ras. Di luar itu kita tidak peduli. Memberi dari kekurangan kita, lebih bermakna daripada memberi dari kelebihan kita.. Sekecil apapun kebaikan yang kita perbuat bisa bermakna besar bagi orang lain. Eling Sangkan Paraning Dumadhi.

Tinggal di Jawa, terutama di Solo paling tidak kita berusaha untuk mengerti budaya dan kearifan lokal yang ada. Hal ini sebagai proses penempatan diri dalam komunitas yang ada. Salah satunya yaitu tentang filosofi orang Jawa. Ada banyak filosofi yang digali dalam budaya Jawa. Salah satunya adalah ungkapan Eling Sangkan Paraning Dumadhi.

Dalam pergaulan masyarakat Jawa terutama kalangan generasi tua, ungkapan yang arif ini sangat terkenal. Secara bebas diartikan sebagai ingat akan asal dan tujuan hidup. Ungkapan ini mengandung nasihat agar seseorang selalu waspada dan eling (ingat, sadar) terhadap sangkan (asal) manusia dan paran (tujuan akhir). Dengan sadar dan waspada dalam perjalanan hidupnya, ia akan mampu meredam emosi, nafsu, ikatan ikatan duniawi dan berupaya untuk bertindak lebih baik, karena ia memiliki tujuan akhir yang jelas, yaitu sowan ngarsaning Gusti (menghadap ke hadirat Tuhan) Ungkapan Eling Sangkan Paraning Dumadhi dijadikan sebagai pengendali sewaktu seseorang melakukan perbuatan negatif. Selain itu dapat juga dimanfaatkan untuk meluruskan dan membesarkan hati ketika terkena beban hidup, sakit, kekecewaan, patah hati, ketidakbahagiaan. Upaya pelurusan ini untuk penyadaran akan sangkan (asal) dan paran (tujuan) hidupnya.


Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat).


Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).


Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)


Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)


Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).


Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).


Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).


Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; jangan suka berbuat curang agar tidak celaka).


Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).


Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).


Alon-alon waton klakon

Filosofi ini sebenarnya berisikan pesan tentang safety. Padahal kandungan maknanya sangat dalam. Filosofi ini mengisyaratkan tentang kehati-hatian, waspada, istiqomah, keuletan, dan yang jelas tentang safety.


Nrimo ing pandum

Arti yang mendalam menunjukan pada sikap Kejujuran, keiklasan, ringan dalam bekerja dan ketidakinginan untuk korupsi. Inti filosofi ini adalah Orang harus iklas menerima hasil dari usaha yang sudah dia kerjakan.


Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo.


Hanya orang yang ingat kepada Allah (disini saja juga tidak cukup) dan waspada terhadap duri-duri kehidupan yang setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga bisa mengakibatkan musibah yang berkepanjangan.


Mangan ora mangan sing penting ngumpul’

‘Makan tidak makan yang penting kumpul’. Filosofi ini adalah sebuah peribahasa. Kalimat peribahasa tidaklah tepat kalau diartikan secara aktual. Filosofi ini sangat penting bagi kehidupan berdemokrasi. Kalau bangsa kita mendasarkan demokrasi dengan falsafah diatas saya yakin negara kita pasti akan aman, tentram dan sejahtera.’Mangan ora mangan’ melambangkan eforia demokrasi, yang mungkin satu pihak mendapatkan sesuatu (kekuasaan) dan yang lain pihak tidak. Yg tdk dapat apa-apa tetap legowo. ‘Sing penting ngumpul’ melambangkan berpegang teguh pada persatuan, yang artinya bersatu untuk tujuan bersama. Saya pikir Filosofi ‘Mangan ora mangan sing penting kumpul’ adalah filosofi yang cocok yang bisa mendasari kehidupan demokrasi bangsa Indonesia agar tujuan bangsa ini tercapai.


Wong jowo ki gampang di tekuk-tekuk.

Filosofi ini juga berupa ungkapan peribahasa yang dalam bahasa Indonesia adalah ‘Orang Jawa itu mudah ditekuk-tekuk’. Ungkapan ini menunjukan fleksibelitas dari orang jawa dalam kehidupan. Kemudahan bergaul dan kemampuan hidup di level manapun baik miskin, kaya, pejabat atau pesuruh sekali pun. Orang yang memegang filosofi ini akan selalu giat bekerja dan selalu ulet dalam meraih cita-citanya.


Memayu hayuning bawana (melindungi bagi kehidupan dunia)


Sukeng tyas yen den hita (suka/bersedia menerima nasihat, kritik, tegoran)


Jer basuki mawa beya (keberhasilan seseorang diperoleh dengan pengorbanan)


Ajining dhiri dumunung ing kedhaling lathi (nilai diri seseorang terletak pada gerak lidahnya)


Ajining sarira dumunung ing busana (nilai badaniah seseorang terletak pada pakaiannya)


Amemangun karyenak tyasing sesama (membuat enaknya perasaan orang lain)


Kridhaning ati ora bisa mbedhah kuthaning pasthi (Gejolak jiwa tidak bisa merubah kepatian)


Budi dayane manungsa ora bisa ngungkuli garise Kang Kuwasa (Budi daya manusia tidak bisa mengatasi takdir Yang Maha Kuasa)


Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti (kemarahan dan kebencian akan terhapus/hilang oleh sikap lemah lembut)


Tan ngendhak gunaning janma (tidak merendahkan kepandaian manusia)


Masih banyak filsafat-filsafat jawa yang lain. Satu hal yang harus diingat, mempelajari kebudayaan suatu daerah bukan berarti kita menjadi “rasis” atau fanatik kedaerahan, namun itu semua sebagai wujud pertanggung jawaban kita terhadap peninggalan nenek moyang bangsa kita. Dan juga melestarikan kebudayan daerah bukan hanya menjadi tanggung jawab warga daerah tersebut. Tetapi juga menjadi tanggung jawab kita semua.. (ingat semboyan bangsa kita “Bhineka Tunggal Ika”…..)


Bangsa yang besar bukan hanya bangsa yang hidup modern, tetapi juga bangsa yang mampu hidup modern tanpa meninggalkan ajaran dan nilai luhur kebudayaannya.

KAJIAN SASTRA ARAB

Menyebarnya sastra arab sangat erat kaitannya dengan bersinarnya islam secara luas ke berbagai belahan dunia terutama pada abad ke 7 hijriah, hal ini dikarenakan ia adalah bahasa Al-Qur’an yang mulia. Bahasa yang indah ini menyebar ke berbagai penjuru timur dan barat, sehingga sebagian besar peradaban dunia pada masa itu sangat terwarnai oleh peradaban Islam. Mereka yang berperan mengembangkan sastra arab pada masa kejayaan islam berasal dari berbagai suku bangsa, diantara mereka berasal dari Jazirah Arab, Mesir, Romawi, Armenia, Barbar, Andalusia dan sebagainya, walau berbeda bangsa namun mereka semua bersatu diatas Islam dan Bahasa Arab, mereka berbicara dan menulis karya sastra serta berbagai kajian keilmuan lainnya dengan Bahasa Arab .

Dan tidaklah Allah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran melainkan karena ia adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.”(Yusuf : 2). Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman, “Dan sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam ,dia dibawa turun oleh Ar ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas“(Asy Syu’ara:192-195).

Allah juga berfirman “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.

Pembahasan ini mencoba untuk membangkitkan semangat para generasi muda islam untuk mengkaji kembali kebudayaan islam yang agung dan indah ini, kebudayaan yang pernah memimpin dunia, yang mampu menyentuh bagian hati manusia yang paling dalam dengan cahaya imannya, menjadi penawar bagi jiwa yang luka, menghidupkan kembali hati yang mati.

Sastra Arab dan Pembagian Periode Perkembangannya

Kata الأدب sendiri telah mengalami berbagai macam perubahan makna seiring berjalannya waktu dan bergantinya peradaban bangsa arab, dahulu kala kata الأدب bermakna undangan untuk makan. Pengertian Adab terus berubah hingga akhirnya menjadi sesuatu yang kita pahami saat ini.

Pengertian Adab

Adab memiliki dua makna ; makna khusus dan makna umum

Secara umum الأدب berarti berhias diri dengan akhlak yang luhur seperti jujur, amanah dsb, orang bijak mengatakan : أدبني ربي فأحسن تأديبي “Robbku telah mendidikku dengan sebaik-baiknya pendidikan.” Dalam definisinya, Al-Jurjani meletakkan Adab sebagai sesuatu yang setara dengan Ma’rifah yang mencegah pemiliknya dari terjerumus kedalam berbagai bentuk kesalahan.

Secara Khusus “Al-Adab” berarti :


الكلام الانشائي البليغ الذي يقصد به إلى التأ ثيرفي عواطف القراء والسامعين ، سواء كان شعرا أم نثرا


“Yaitu perkataan yang indah dan jelas, dimaksudkan untuk menyentuh jiwa mereka yang mengucapkan atau mendengarnya baik berupa syair maupun natsr atau prosa. “
Perkataan tersebut haruslah memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
Lafaznya haruslah mudah dan indah
Memiliki kedalaman makna
Menyentuh jiwa

Jenis-jenis Adab
Natsr atau prosa: yaitu ungkapan yang indah namun tidak memiliki wazan[1] maupun qofiyah[2], seperti khotbah, surat, wasiat, perkataan hikmah, matsal, dan kisah.
Syair: yaitu ungkapan indah yang memiliki wazan maupun qofiyah, seperti :

تـعلم فليس المرء يولد عالما فليس أخو علم كـما هو جـاهل

وإن كبير القوم لا علم عنده صغير إذ التفت عليه المحا فل

Jenis-jenis syair seperti: deskripsi atau pemerian, pujian, ejekan, kedukaan, hikmah dsb.
Sejarah AdabIlmu sejarah adab merupakan suatu ilmu untuk mengetahui kondisi sastra di berbagai periode perkembangannya, baik dari segi kuat atau lemahnya maupun sedikit atau banyaknya. Melalui ilmu ini kita juga dapat mengetahui kehidupan para sastrawan, baik dari segi masa dimana ia hidup, tempat dan karya-karyanya.

Periode Perkembangan Adab

Periode perkembangan dalam sastra arab dibagi kedalam enam periode :
Periode Jahiliyah : Sejak dua abad atau satu setengah abad sebelum islam hingga masa dimana islam muncul.
Periode awal Islam : Sejak munculnya islam hingga berakhirnya kepemimpinan Khulafa’urrasyidin tahun 40 H.
Periode Daulah Umayyah : Sejak berdirinya Dinasti Umayyah tahun 40 H hingga masa keruntuhannya tahun 132 H.
Periode Daulah Abbasiyah : Sejak berdirinya Dinasti Abbasiyah tahun 132 H hingga masa keruntuhannya akibat serangan pasukan Tatar tahun 656 H.
Periode Keruntuhan: Periode ini dibagi dua fase yaitu sejak runtuhnya Dinasti Abbasiyah tahun 656 H dan ketika Dinasti Utsmaniyyah menguasai Kairo pada tahun 923 H dan berakhir hingga runtuhnya Dinasti Utsmaniyyah pada awal abad ketiga belas hijriah.
Era baru: Ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan kebangkitan islam dibeberapa negara arab pada awal abad ketiga belas hijriah hingga saat ini.
Nash-nash AdabYaitu kutipan dari karya-karya sastra yang terpilih yang merupakan ucapan maupun tulisan dari para sastrawan dari berbagai masa dan tema.

Abu Fairuz Ichsan Mufti : Disampaikan pada Kajian Sastra Islam 7 des 2006 di Mushala FMIPA UGM. Penyelenggara “Forum Kajian Islam Mahasiswa Yogyakarta”.

Dalam diskusi tentang kesusastraan Islam, Sastra Jahiliyah hampir tak pernah luput dari pembicaraan. Berdasarkan studi komparatif antara Sastra Arab pada periode Jahiliyah dan periode-periode setelah munculnya islam akan dapat ditarik kesimpulan mengenai peran islam yang begitu besar dalam perubahan sosio-kultural bangsa arab. Kita akan menyaksikan bagaimana sebuah bangsa yang sekian lama terjerembab dalam paganisme dan dekadensi moral yang demikian parah dapat diselamatkan oleh Islam menuju kehidupan yang penuh petunjuk dan kemuliaan.

Karya sastra pada periode jahiliyah menggambarkan keadaan hidup masyarakat dikala itu, dimana mereka sangat fanatik dengan kabilah atau suku mereka, sehingga syair-syair yang muncul tidak jauh dari pembanggaan terhadap kabilah masing-masing. Begitu juga dengan khutbah yang kebanyakan berfungsi sebagai pembangkit semangat berperang membela kabilahnya, namun demikian karya-karya sastra pada periode Jahiliyah juga tidak luput dari nilai-nilai positif yang dipertahankan oleh Islam seperti hikmah dan semangat juang. Hampir seluruh syair-syair dan khutbah pada masa jahiliyah diriwayatkan dari mulut ke mulut kecuali yang termasuk kedalam Al-Mu’allaqot, hal ini disebabkan masyarakat jahiliyah sangat tidak terbiasa dengan budaya tulis menulis, pada umumnya syair-syair jahiliyah dimulai dengan mengenang puing-puing masa lalu yang telah hancur, berbicara tentang hewan-hewan yang mereka miliki dan menggambarkan keadaan alam tempat mereka tinggal. Beberapa kosa kata yang terdapat dalam karya-karya sastra jahiliyah sulit dipahami karena sudah jarang dipakai dalam bahasa arab saat ini.

Natsr atau Prosa.



Pada periode ini terdapat beberapa jenis Natsr, diantaranya: Khutbah, wasiat , Hikmah dan Matsal.

Khutbah: Yaitu serangkaian perkataan yang jelas dan lugas yang disampaikan kepada khalayak ramai dalam rangka menjelaskan suatu perkara penting.

Sebab-sebab munculnya khutbah pada periode Jahiliyah

1. Banyaknya perang antar kabilah.
2. Pola hubungan yang ada pada masyarakat Jahiliyyah seperti saling mengucapkan selamat, belasungkawa dan saling memohon bantuan perang.
3. Kesemrawutan politik yang ada kala itu.
4. Menyebarnya buta huruf, sehingga komunikasi lisan lebih banyak digunakan daripada tulisan.
5. Saling membanggakan nasab dan adat istiadat.

Ciri khasnya

1. Ringkasnya kalimat.
2. Lafaznya yang jelas.
3. Makna yang mendalam.
4. Sajak (berakhirnya setiap kalimat dengan huruf yang sama).
5. Sering dipadukan dengan syair, hikmah dan matsal.
Contoh Khutbah :

Khutbah Hani’ Bin Qobishoh pada Pertempuran Dzi-Qorin


Kisra ( Raja Persia ) memaksa Hani bin Qobishoh Asa-Syaibani agar menyerahkan harta amanah yang dititipkan kepadanya oleh Nu’man ibnul Mundzir-salah seorang penguasa Irak-. Hani menolak permintaan tersebut demi menjaga amanah yang dititipkan kepadanya sehingga terjadilah perang antara tentara Persia dengan kabilah Bakr yang dipimpin oleh Hani, pertempuran tersebut berlangsung pada sebuah tempat dekat Bashrah di Irak yang bernama Dzi-Qorin, pertempuran tersebut akhirnya dimenangkan oleh Kabilah Bakr, sebelum pertempuran tersebut berlangsung Hani’ membakar semangat para pasukannya dengan perkataannya :

يا معشر بكر , هالك معذور خير من ناج فرور, إن الحذر لا ينخي من القدر, و إن الصبر من أسباب الظفر, المنية ولا الدنية, استقبال الموت خير من استدباره, و الطعن في ثغر النحور, أكرم منه في الأعجاز و الظهور, يا أبا بكر : قاتلوا فما للمنايا من بد

“Wahai sekalian kaum Bakr, orang yang kalah secara terhormat lebih baik dari orang yang selamat kar’na lari dari medan juang, sesungguhnya ketakutan tidak akan melepaskan kalian dari ketentuan Tuhan, dan sesungguhnya kesabaran adalah jalan kemenangan. Raihlah kematian secara mulia, jangan kalian memilih kehidupan yang hina ini. Menghadapi kematian lebih baik daripada lari darinya, tusukan tombak di leher-leher depan lebih mulia dibanding tikaman dipunggung kalian, wahai kaum Bakr….. Berperanglah!!!! Karena kematian adalah suatu kepastian.. “

Wasiat: yaitu nasihat seorang yang akan meninggal dunia atau akan berpisah kepada seorang yang dicintainya dalam rangka permohonan untuk mengerjakan sesuatu.

Wasiat memiliki banyak persamaan dengan khutbah hanya saja umumnya wasiat lebih ringkas.

Contoh Wasiat :

Wasiat Disaat Dzul Isba’ Al-‘adwani kepada anaknya Usaid

Disaat Dzul Isba’ Al-‘adwani merasakan ajalnya ia memanggil anaknya Usaid, ia menasihati anaknya dengan beberapa nasihat demi mewujudkan kedudukan yang mulia ditengah manusia dan menjadikannya seorang yang mulia, terhormat dan dicintai oleh kaumnya. Ia berkata :

ألن جانبك لقومك يحبوك, وتواضع لهم يرفعوك, وابسط لهم وجهك يطيعوك, ولا تستأثر عليهم بشيء يسودوك,أكرم صغارهم كما تكرم كبارهم و يكبر على مودتك صغارهم, واسمح بمالك, و أعزز جارك وأعن من استعان بك, وأكرم ضيفك, وصن وجهك عن مسألة أحد شيئا, فبذلك يتم سؤددك

“Berlemah lembutlah kepada manusia maka mereka akan mencintaimu, dan bersikap rendah hatilah niscaya mereka akan mengangkat kedudukanmu, sambut mereka dengan wajah yang selalu berseri maka mereka akan mentaatimu, dan janganlah engkau bersikap kikir maka mereka akan menghormatimu. Muliakanlah anak kecil mereka sebagaimana engkau mencintai orang-orang dewasa diantara mereka, maka anak kecil tadi akan tumbuh dengan kecintaan kepadamu, mudahkanlah hartamu untuk kau berikan, hormatilah tetanggamu dan tolonglah orang yang meminta pertolongan, muliakanlah tamu dan selalulah berseri ketika menghadapi orang yang meminta-minta, maka dengan itu semua sempurnalah kharismamu.”

Hikmah: Yaitu kalimat yang ringkas yang menyentuh yang bersumber dari pengalaman hidup yang dalam, didalamnya terdapat ide yang lugas dan nasihat yang bermanfaat.
Contoh_Hikmah:

آفة الرأي الهوى
“Perusak akal sehat manusia adalah hawa nafsunya.”

مصارع الرجال تحت برو ق الطمع

“Kehancuran seorang lelaki terletak dibawah kilaunya ketamakan“

Matsal : Yaitu kalimat singkat yang diucapkan pada keadaan atau peristiwa tertentu, digunakan untuk menyerupakan keadaan atau peristiwa tertentu

dengan keadaan atau peristiwa asal dimana matsal tersebut diucapkan.
Contoh Matsal :

سبق السيف العذل


“Pedang telah mendahului celaan.”

Bermakna “nasi sudah menjadi bubur” dimana celaan tidak akan mampu merubah kejadian yang telah terjadi.

Kisah Matsal: Seorang Arab mengutus anaknya untuk mencari untanya yang hilang, namun anaknya tak kunjung pulang, maka pergilah sang ayah untuk mencari anaknya tersebut pada bulan haram, ditengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pemuda dan menemaninya, sang pemuda tersebut kemudian berkata: beberapa waktu lalu aku bertemu dengan seorang pemuda dengan ciri-ciri begini dan begini dan aku rampas pedang ini darinya, sang ayah pun berfikir dan melihat pedang tersebut, barulah ia sadar bahwa pemuda inilah yang membunuh anaknya, sang ayah pun menebas pemuda tadi hingga mati, ketika masyarakat mengetahui hal tersebut mereka mengatakan “ mengapa kau membunuh di bulan haram, sang ayah berkata :

سبق السيف العذل

“pedangku telah mendahului celaan kalian.“

Matsal ini kita ucapkan kepada seorang yang menyesali perkara yang telah lalu.

الصيف ضيعت اللبن

“Musim panas yang lalu engkau telah menyia-nyiakan susu yang ada.”

Kisah Matsal : Pada suatu musim panas seorang lelaki tua menikahi gadis muda yang cantik jelita, lelaki tadi memiliki begitu banyak unta dan kambing yang senantiasa memproduksi susu. Akan tetapi wanita ini tidak mencantai lelaki tua itu dan meminta untuk diceraikan, maka merekapun bercerai. Wanita tadi akhirnya menikah dengan seorang pemuda yang tampan namun miskin, tidak punya kambing apalagi unta, pada musim dingin wanita tadi melihat sekawanan kambing milik lelaki tua mantan suaminya dan memohon agar diberikan susu dari kambing-kambing tersebut, namun lelaki tua itu menolak dan berkata الصيف ضيعت اللبن musim panas yang lalu kau telah menyia-nyiakan susu yang aku beri

Matsal ini diucapkan kepada seorang yang telah menyia-nyiakan kesempatan dimasa lalu namun kini mengharapnya kembali.

Syair

Dalam kehidupan masyarakat jahiliyah syair memiliki kedudukan yang penting dan pengaruh yang kuat sehingga masing-masing kabilah saling berbangga dengan kemunculan seorang penyair handal dari kalangan mereka, mereka pun kerap kali mengadakan acara khusus untuk menyaksikan dan menikmati syair-syair tersebut.

Jenis-jenis syair pada masa jahiliyah :

1. Al-Madh atau pujian.
2. Al-Hija’ atau cercaan.
3. Al-Fakhr atau membangga.
4. Al-Hamaasah atau semangat yakni untuk membangkitkan semangat ketika ada suatu peristiwa semacam perang atau membangun sesuatu
5. Al-Ghozal atau ungkapan cinta bagi sang kekasih
6. Al-I’tidzar atau permohonan maaf.
7. Ar-Ritsa’ atau belasungkawa
8. Al-Washf atau pemerian yaitu penjelasan perhadap sesuatu dengan sangat simbolistik dan ekspresionistik

Al-Mu’allaqot

Adalah Qasidah panjang yang indah yang diucapkan oleh para penyair jahiliyah dalam berbagai kesempatan dan tema. Sebagian Al-Mu’allaqot ini diabadikan dan ditempelkan didinding-dinding Ka’bah pada masa Jahiliyah. Dinamakan dengan Al-Mu’allaqot ( Kalung ) karena indahnya syair-syair tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita. Para pujangga Al-Mu’allaqot berjumlah tujuh orang, yaitu :

* امرؤ القيس بن حجر الكندي
* زهير بن أبي سلمى
* طرفة بن العبد
* عنزة بن شداد العنسي
* عمرو بن كلثوم
* الحارث بن حلزة
* لبيد بن ربيعة
Contoh Syair Al-Mu’allaqot :

Diantara Hikmah Zuhair Bin Abi Sulma


Perang yang begitu dahsyat berkecamuk antara kabilah ‘Abs dan kabilah Dzubyan hanya dikarenakan pacuan kuda, perang ini berlangsung hingga 40 tahun lamanya, maka dua orang pembesar dari kabilah lain yaitu Haram bin Sinan dan Al-Harits bin ‘Auf berupaya mendamaikan kedua kabilah tersebut dengan menanggung kerugian akibat perang yang dialami oleh kedua belah pihak, dan akhirnya perangpun berhenti. Hal ini memberikan kekaguman yang luar biasa bagi diri Zuhair bin Abi Sulma sehingga ia menciptakan sebuah Qosidah yang begitu indah dalam rangka memuji kedua orang tersebut. Zuhair berkata :

سئمت تكـاليـف الـحياة ومن يعش ثـمانين حولا- لا أبا لك – يسـأم

وأعـلم مـا في اليوم والأمـس قبلـه ولكنني عن علم ما في غـد عـم

ومـن هـاب أسبـاب المـنايـا ينلـنه ولـو نـال أسباب السـماء بسلــم

ومن يجعل المعروف في غير أهله يـعــد حـمـده ذمـا عــليه فيـندم

ومهما تكن عند امرئ من خـليقة ولو خالها تخفى على الناس تعلم

لأن لـسان الـمـرء مـفـتـاح قــلـبه إذا هو أبدى مـا يـقول من الـفـم

لسان الفتى نصف و نصف فؤاده ولم يبق إلا صـورة اللحـم والدم

Aku telah letih merasakan beban kehidupan

Sungguh aku letih setelah hidup delapan puluh tahun ini

Aku tahu apa yang baru saja terjadi dan kemarin hari

Namun terhadap masa depan sungguh aku buta

Barang siapa yang lari dari kematian sungguh akan menemuinya

Walau ia panjat langit dengan tangganya

Barang siapa yang memuji orang yang tak pantas dipuji

Maka esok hari pujiannya itu akan disesali

Seorang manusia tentu memiliki tabiat tertentu

Walau ia sangka tertutupi pasti orang lain akan mengetahui

Itu karena lidah seseorang adalah kunci hatinya

Lidahnyalah yang menyingkap semua rahasia

Lidah itu adalah setengah pribadi manusia dan setengahnya lagi adalah hati

Tidak ada selain itu kecuali daging dan darah saja

SEPENGGAL KISAH TELADAN UMMAT ISLAM DALAM SIRAH ANNUBUWWAH

Perang Yarmuk baru saja usai dengan kemenangan gilang gemilang tentara Islam melawan Romawi. Saat itu tentara Islam berjumlah 40.000 orang dimana romawi berjumlah 240.000.
Sebelumnya kekuatan dunia ada pada dua Negara superpower, yakni Persia dan Romawi. Persia baru saja berhasil dibebaskan melalui panglima besar Islam, Khalid bin Walid

Maharaja Hercules (Heracles) menyambut kepulangan tentaranya dengan murka. Ia merasa sangat malu.

“Kalian adalah tentara yang tidak berguna! Bagaimana kalian bisa dikalahkan oleh tentara islam? Bukankah mereka seperti kamu juga, berasal dari golongan manusia?”

Marahnya tidak tertahankan. Kekalahan itu membuat dirinya malu. Hatinya sangat sakit ketika tentara Romawi kalah di tangan tentara Islam. Karena ia berpikir bahwa tentara Islam tidak memiliki kelebihan apapun. Tentara Islam tidak sebanding dengan tentaranya. Namun yang pasti adalah tentara Islam itu berhasil mengalahkan tentaranya!

“Benar Tuanku” Jawab Vartanius, pengganti Jenderal Theodore (adik dari Heracles) yang terbunuh oleh Khalid bin Walid ra. Dia terlihat sedikit takut dengan kemarahan yang terlihat jelas di wajah Maharaja Heracles.

“Pasukan mana yang lebih banyak diantara kalian?” Tanya Maharaja Hercules lagi. Kemarahannya semakin memuncak.

“Jumlah kami lebih banyak dari mereka” jawab Vartanius sambil menundukan kepalanya. Dia benar-benar takut untuk menyatakan kebenaran. Namun itulah kenyataannya. Dia sendiri heran bagaimana tentara Islam yang sedikit itu mampu mengalahkan mereka yang jumlahnya lebih banyak.

“Tentara Islam benar-benar hebat!” Dalam diam Vartanius mengakui kebenaran itu.

“Senjata siapa yang lebih hebat dan banyak?” Maharaja Hercules terus bertanya. Perasaan kesalnya memuncak, apalagi setelah mengetahui jumlah tentaranya lebih besar, berhasil dikalahkan oleh tentara Islam yang lebih kecil jumlahnya.

“Senjata kami lebih banyak dan hebat” Jawab Vartanius. Saat itu bahkan Romawi menurunkan pasukan gajahnya.

Suaranya yang bergetar ketakutan jelas terdengar. Dia benar-benar takut apa yang dikatakannya bias menambah kemarahan Maharaja Hercules

“Bagaimana kalian bisa kalah?” teriak Maharaja Hercules

Suaranya bergema. Tubuh panglima Vartanius terdorong ke belakang. Hatinya seperti mau luruh!
Vartanius hanya diam. Dia tidak berani lagi membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Maharaja Hercules. Kedua bibirnya bagai terkunci rapat. Tubuhnya mulai dibanjiri keringat.

“Adikku, panglima Theodore turut terbunuh. Tentara kita banyak yang mati. Kita dikalahkan tentara Islam. Mengapa semua ini bisa terjadi?” Tanya Maharaja Hercules lagi.

Perasaan kecewa mulai menyelinap ketika teringat adiknya yang mati. Hatinya juga sakit ketika mengenang kekalahan yang mengorbankan banyak tentaranya. Dia mengeluh dengan kuat.

“Mengapa semua ini terjadi?” jeritnya lagi

Tidak ada seorang pun yang berani menjawab pertanyaannya. Panglima Vartanius juga tidak mampu memberikan alasan. Untuk menatap wajah Maharaja Hercules pun ia tidak berani karena kemarahan yang terlihat di wajahnya.

Tiba-tiba berdiri seorang tentara yang paling tua

“Tuanku, tentara kita berperang dengan suatu kaum yang berpuasa pada siang hari dan beramal ibadah pada waktu malam. Mereka berpegang teguh pada janji, saling berkasih sayang sesame mereka bagaikan saudara. Mereka senantiasa mengerjakan kebaikan dan tidak melakukan kemungkaran.” Dia berkata dengan jujur

“Sedangkan tentara kita suka minum arak, melakukan zina, selalu ingkar janji, suka berbuat jahat, dan melakukan kezaliman. Karena itulah kita kalah” Dia menguatkan diri agar dapat mengatakan hal itu di hadapan Maharaja Hercules. Walaupun sedikit gemetar karena ketakutan, tetapi dia dapat menjelaskan keadaan yang sebenarnya dengan baik.

Maharaja Hercules diam. Dalam hatinya, dia mengakui kebenaran kata-kata lelaki tua itu.

“Dari awal saya ingin berdamai, tetapi kalian bersikeras ingin berperang dengan mereka! Inilah balasannya!” Begitu kata Maharaja Hercules


diantara ranting dahan..

Rimbunnya pepohonan..
Mungkin Aku mati hari ini..

Mungkin esok hari atau lusa..
Jenazahku dikebumikan..
Perlahan..
Tubuh ini tertimbun tanah..
Aku sendirian..
Aku sendirian..
Aku sendirian..

Aku disini sendirian..
Menunggu datangnya pertanyaan..
Menunggu saatnya perhitungan..
Menyesal sudah tidak berguna..
Pintu tobat sudah tertutup..
Meratap, hanya itu yang tersisa..

Ya Allah ya Rabb..

Ibarat permainan, ini permainan yang "kurang fair"..

Engkau tak pernah beritahukan akhir permainan ini..

Kini baru kutau..

Waktuku bermain telah selesai..

Ya Allah ya Rabb..

Andai Engkau beri lagi aku satu kesempatan..

Satu hari saja..

Kuingin mohon maaf pada mereka..

Bapak ibuku..

Sanak saudaraku..

Keluarga kerabatku..

Tetangga dan temanku..

Sahabat dan juga semua yang kukenal..

Yang selama ini telah tersakiti oleh ucapanku..

Yang selama ini telah terdzalimi oleh perbuatanku..

Ya Allah ya Rabb..

Kini baru kusadari..

Harta yang selama ini kukumpulkan..

Rumah yang kubanggakan..

Kendaraan yang kusombongkan..

Deposito yang kuandalkan..

Asuransi yang kubayarkan..

SK yang kugadaikan..

Ternyata..

Tidak sedikitpun mampu menolongku..

Bahkan itu semua menjadi penambah dosaku di sisi-Mu..

Duh, bodohnya diriku..

Ya Allah ya Rabb..

Mengapa kusia-siakan hidup yang hanya sekali itu..

Andai Engkau berikan lagi aku waktu..

Sehari saja atau..

Setengah hari saja..

Walau..

Kutau itu tak mungkin lagi..

Kini..

Semua menjadi tak berarti..

Aku tinggal sendiri..

Tinggal sendiri..

Sendiri..

Hingga saat yang Kau janjikan tiba..

Hari penghitungan seluruh amalku..

Entah berapa lama..

Aku hanya bisa menunggu..

Ya Allah ya Rabb..

Sampaikan salamku teruntuk semua sahabatku..

Yang selalu menasehati dan mengingatkanku..

Khalid bin Walid, pedang Allah yang terhunus karya Abdul haq Bin Alam 

KOMENTAR FB