Apa Kabar Dunia

Mari Belajar bersama

Selasa, 24 Juli 2012

JANGANLAH MENGAMBIL ILMU DARI ULAMA' YANG SANADNYA PUTUS TANPA IQRAR

Janganlah mengambil ilmu agama dari ulama yang sanad ilmunya terputus

Dari Ibnu Abbas ra Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda…”Barangsiapa yg berkata mengenai Al-Qur’an tanpa ilmu maka ia menyediakan tempatnya sendiri di dalam neraka” (HR.Tirmidzi)

 Imam Syafi’i ~rohimahulloh mengatakan “tiada ilmu tanpa sanad”.

Al-Hafidh Imam Attsauri ~rahimullah mengatakan “Penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan orang yang ingin naik ke atap rumah tanpa tangga”

 Bahkan Al-Imam Abu Yazid Al-Busthomiy , quddisa sirruh (Makna tafsir QS.Al-Kahfi 60) ;

“Barangsiapa tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan” Tafsir Ruhul-Bayan Juz 5 hal. 203

 Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda yang artinya

“Sampaikan dariku sekalipun satu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Isra’il dan itu tidak apa (dosa). Dan siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di neraka” (HR Bukhari)

 Hakikat makna hadits tersebut adalah kita hanya boleh menyampaikan satu ayat yang diperoleh dari ulama yang disampaikan secara turun temurun yang bersumber dari lisannya Sayyidina Muhammad bin Abdulloh Shollallohu alaihi wasallam. Oleh karenanya ulama dikatakan sebagai pewaris Nabi.

 Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda, “Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR At-Tirmidzi).

 Ulama pewaris Nabi artinya menerima dari ulama-ulama sebelumnya yang tersambung kepada Rosululloh shollallohu alaihi wasallam.

 Pewaris Nabi artinya menerima dan mengikuti risalah Raoululloh Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dengan baik dan benar secara kaaffah meliputi aqidah (Iman) , ibadah (Islam/syariat) dan akhlaq (Ihsan/tasawuf)


 Laki-laki itu bertanya, ‘Wahai Rosululloh, apakah Islam itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Islam adalah kamu tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apa pun, mendirikan sholat, membayar zakat, dan berpuasa Romadlon.’ Dia berkata, ‘Kamu benar.’ Lalu dia bertanya lagi, ‘Wahai Rosulullah, apakah iman itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu beriman kepada Alloh, malaikat-Nya, kitab-Nya, beriman kepada kejadian pertemuan dengan-Nya, beriman kepada para Rosul-Nya, dan kamu beriman kepada hari kebangkitan serta beriman kepada takdir semuanya’.

Dia berkata, ‘Kamu benar’. Lalu dia bertanya lagi, ‘Wahai Rosululloh, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu takut (khasyyah) kepada Alloh seakan-akan kamu melihat-Nya (bermakrifat), maka jika kamu tidak melihat-Nya (bermakrifat) maka sesungguhnya Dia melihatmu. (HR Muslim 11)

 Pada hakikatnya kita tidak diperkenankan menyampaikan apa yang kita pahami dengan akal pikiran sendiri dengan cara membaca dan memahami namun kita sampaikan apa yang kita dengar dan pahami dari lisan mereka yang sanad ilmunya tersambung kepada lisannya Rosululloh shollallohu alaihi wasallam karena hanya perkataan Rosululloh shollallohu alaihi wasallam yang merupakan kebenaran atau ilmuNya.

 Ulama keturunan cucu Rosululloh shollallohu alaihi wasallam,  “Orang yang berguru tidak kepada guru tapi kepada buku saja maka ia tidak akan menemui kesalahannya karena buku tidak bisa menegur tapi kalau guru bisa menegur jika ia salah atau jika ia tak faham ia bisa bertanya, tapi kalau buku jika ia tak faham ia hanya terikat dengan pemahaman dirinya (dengan akal pikirannya sendiri), maka oleh sebab itu jadi tidak boleh baca dari buku, tentunya boleh baca buku apa saja boleh, namun kita harus mempunyai satu guru yang kita bisa tanya jika kita mendapatkan masalah”

 Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan”. (HR. Ahmad)

 Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda, “di dalam agama itu tidak ada pemahaman berdasarkan akal pikiran, sesungguhnya agama itu dari Tuhan, perintah-Nya dan larangan-Nya.” (Hadits riwayat Ath-Thobarani)

Ibnul Mubarak berkata :”Sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkannya (dengan akal pikirannya sendiri).” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Muqoddimah kitab Shahihnya 1/47 no:32 )

Imam Malik ra berkata: “Janganlah engkau membawa ilmu (yang kau pelajari) dari orang yang tidak engkau ketahui catatan (riwayat) pendidikannya (sanad ilmu)”

 Asy-Syeikh as-Sayyid Yusuf Bakhour al-Hasani menyampaikan bahwa “maksud dari pengijazahan sanad itu adalah agar kamu menghafal bukan sekadar untuk meriwayatkan tetapi juga untuk meneladani orang yang kamu mengambil sanad daripadanya, dan orang yang kamu ambil sanadnya itu juga meneladani orang yang di atas di mana dia mengambil sanad dari padanya dan begitulah seterusnya hingga berujung kepada kamu meneladani Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian, keterjagaan al-Qur’an itu benar-benar sempurna baik secara lafadz, makna dan pengamalan“

Jadi indikator sanad ilmu atau sanad guru tidak terputus adalah pemahaman ulama tersebut tidak menyelisihi pemahaman para ulama yang sholeh terdahulu jalur dia mengambil ilmu agama. Jika menyelisihi maka sanad guru atau sanad ilmu ulama tersebut terputus hanya sampai pada akal pikirannya sendiri.

 Selain pemahaman yang tidak menyelisihi pemahaman para ulama yang sholeh terdahulu , indikator lainnya adalah ulama tersebut harus berakhlak baik karena indikator seorang ulama tetap berada di atas jalan yang lurus karena dikaruniakan ni’mat oleh Alloh Azza wa Jalla adalah berakhlak baik atau berakhlakul karimah, sholeh, sholihin atau ulama yang ihsan, ulama yang bermakrifat, ulama yang menyaksikan Alloh dengan hatinya (ain bashiroh). Sungguh, muslim yang telah meraih maqom disisiNya hanyalah para Nabi (Rosululloh yang utama), para Shiddiqin, para Syuhada dan muslim yang sholeh. Mereka yang telah dianugerahi ni’mat oleh Alloh Azza wa Jalla dan mereka berada di jalan yang lurus

 Firman Alloh ta’ala yang artinya,

“Tunjukilah kami jalan yang lurus , (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka….” (QS Al Fatihah [1]:6-7 )



وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا

"dan pasti Kami tunjuki mereka, kepada jalan yang lurus." – (QS.4:68)  

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

 “Dan barangsiapa yang menta’ati Alloh dan Rosul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Alloh, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya .” (QS An Nisaa [4]: 69 )


ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا

"Yang demikian itu adalah karunia dari Alloh, dan Alloh cukup mengetahui." 


 Muslim yang terbaik untuk bukan Nabi dan meraih maqom disisiNya sehingga menjadi kekasih Alloh (wali Alloh) dengan mencapai shiddiqin, muslim yang membenarkan dan menyaksikan Alloh dengan hatinya (ain bashiroh) atau muslim yang bermakrifat. Bermacam-macam tingkatan shiddiqin ...

Kita harus kembali kepada pemahaman dan pengamalan agama yang haq yang diajarkan oleh Rosululloh shollallohu alaihi wasallam dengan menelusuri kembali melalui dua jalur utama yakni

 1. Melalui sanad guru, melalui jalur ulama yang sholeh, bersanad ilmu atau bersanad guru tersambung kepada Rosululloh shollallohu alaihi wasallam dengan mengikuti ulama yang bermazhab yang tersambung kepada Imam Mazhab yang empat. Contohnya tersambung kepada sanad gurunya Imam Syafi’i ra

Sanad guru Imam Syafi’i ra

 a. Baginda Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wasallam
 b. Baginda Abdulloh bin Umar bin Al-Khottob ra
c. Al-Imam Nafi’, Tabi’ Abdullah bin Umar ra
d. Al-Imam Malik bin Anas ra
e. Al-Imam Syafi’i Muhammad bin Idris ra
dan untuk menjaga kemurnian kebenaran hadist & ijtihad serta ijma' qiyasnya di ikatlah para Ulama' dengan janji (iqrar / Bai'at) 

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

"Sesungguhnya, Kami mengutus kamu (Muhammad) sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,

لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا

"supaya kamu sekalian beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan (agama)-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang." 

إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

"Bahwasanya, orang-orang yang berjanji setia kepada kamu (Muhammad), sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Alloh. Tangan Alloh di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya, niscaya (hukuman-Nya) akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri, dan barangsiapa menepati janjinya kepada Alloh, maka Alloh akan memberinya pahala yang besar." – (QS.48:10)

وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَعِيرًا

"Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, maka sesungguhnya, Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir, neraka yang bernyala-nyala." 

SYI'IR TANPO WATON by GUSDUR
Syi'ir Tanpo Waton (KH. Abdurrahman Wahid / Gus Dur)

أَسْتَغْفِرُ اللهْ رَبَّ الْبَرَايَا * أَسْتَغْفِرُ اللهْ مِنَ الْخَطَايَا
رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا نَافِعَا * وَوَفِّقْنِي عَمَلاً صَالِحَا
ياَ رَسُولَ اللهْ سَلاَمٌ عَلَيْكْ * يَا رَفِيْعَ الشَّانِ وَ الدَّرَجِ
عَطْفَةً يَّاجِيْرَةَ الْعَالَمِ * يَا أُهَيْلَ الْجُودِ وَالْكَرَمِ


Ngawiti ingsun nglaras syi’iran …. (aku memulai menembangkan syi’ir)
Kelawan muji maring Pengeran …. (dengan memuji kepada Tuhan)
Kang paring rohmat lan kenikmatan …. (yang memberi rohmat dan kenikmatan)
Rino wengine tanpo pitungan 2X …. (siang dan malamnya tanpa terhitung)

Duh bolo konco priyo wanito …. (wahai para teman pria dan wanita)
Ojo mung ngaji syareat bloko …. (jangan hanya belajar syari’at saja)
Gur pinter ndongeng nulis lan moco … (hanya pandai bicara, menulis dan membaca)
Tembe mburine bakal sengsoro 2X …. (esok hari bakal sengsara)

Akeh kang apal Qur’an Haditse …. (banyak yang hapal Qur’an dan Haditsnya)
Seneng ngafirke marang liyane …. (senang mengkafirkan kepada orang lain)
Kafire dewe dak digatekke …. (kafirnya sendiri tak dihiraukan)
Yen isih kotor ati akale 2X …. (jika masih kotor hati dan akalnya)


Gampang kabujuk nafsu angkoro …. (gampang terbujuk nafsu angkara)
Ing pepaese gebyare ndunyo …. (dalam hiasan gemerlapnya dunia)
Iri lan meri sugihe tonggo … (iri dan dengki kekayaan tetangga)
Mulo atine peteng lan nisto 2X … (maka hatinya gelap dan nista)

Ayo sedulur jo nglaleake …. (ayo saudara jangan melupakan)
Wajibe ngaji sak pranatane … (wajibnya mengkaji lengkap dengan aturannya)

Nggo ngandelake iman tauhide … (untuk mempertebal iman tauhidnya)
Baguse sangu mulyo matine 2X …. (bagusnya bekal mulia matinya)

Kang aran sholeh bagus atine …. (Yang disebut sholeh adalah bagus hatinya)
Kerono mapan seri ngelmune … (karena mapan lengkap ilmunya)
Laku thoriqot lan ma’rifate …. (menjalankan tarekat dan ma’rifatnya)
Ugo haqiqot manjing rasane 2 X … (juga hakikat meresap rasanya)

Al Qur’an qodim wahyu minulyo … (Al Qur’an qodim wahyu mulia)
Tanpo tinulis biso diwoco … (tanpa ditulis bisa dibaca)
Iku wejangan guru waskito … (itulah petuah guru mumpuni)
Den tancepake ing jero dodo 2X … (ditancapkan di dalam dada)

Kumantil ati lan pikiran … (menempel di hati dan pikiran)
Mrasuk ing badan kabeh jeroan …. (merasuk dalam badan dan seluruh hati)
Mu’jizat Rosul dadi pedoman …. (mukjizat Rosul(Al-Qur’an) jadi pedoman)
Minongko dalan manjinge iman 2 X … (sebagai sarana jalan masuknya iman)

Kelawan Alloh Kang Moho Suci … (Kepada Alloh Yang Maha Suci)
Kudu rangkulan rino lan wengi ….. (harus mendekatkan diri siang dan malam)
Ditirakati diriyadohi … (diusahakan dengan sungguh-sungguh secara ikhlas)
Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X … (dzikir dan suluk jangan sampai lupa)

Uripe ayem rumongso aman … (hidupnya tentram merasa aman)
Dununge roso tondo yen iman … (mantabnya rasa tandanya beriman)
Sabar narimo najan pas-pasan … (sabar menerima meski hidupnya pas-pasan)
Kabeh tinakdir saking Pengeran 2X … (semua itu adalah takdir dari Tuhan)

Kelawan konco dulur lan tonggo … (terhadap teman, saudara dan tetangga)
Kang podho rukun ojo dursilo … (yang rukunlah jangan bertengkar)
Iku sunahe Rosul kang mulyo … (itu sunnahnya Rosul yang mulia)
Nabi Muhammad panutan kito 2x …. (Nabi Muhammad tauladan kita)

Ayo nglakoni sakabehane … (ayo jalani semuanya)
 Alloh kang bakal ngangkat drajate … (Alloh yang akan mengangkat derajatnya)
Senajan asor toto dhohire … (Walaupun rendah tampilan dhohirnya)
 Ananging mulyo maqom drajate 2X … (namun mulia maqam derajatnya di sisi Alloh)

Lamun palastro ing pungkasane … (ketika ajal telah datang di akhir hayatnya)
Ora kesasar roh lan sukmane … (tidak tersesat roh dan sukmanya)
 Den gadang Alloh swargo manggone … (dirindukan Alloh surga tempatnya)
Utuh mayite ugo ulese 2X … (utuh jasadnya juga kain kafannya)



ياَ رَسُولَ اللهْ سَلاَمٌ عَلَيْكْ * يَا رَفِيْعَ الشَّانِ وَ الدَّرَجِ
عَطْفَةً يَّاجِيْرَةَ الْعَالَمِ * يَا أُهَيْلَ الْجُودِ وَالْكَرَم

KOMENTAR FB