Dalam pendidikan islam saat ini banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang sungguh sangat memprihatinkan ,salah satu faktor penyebabnya adalah karena kita yang salah memilih guru pendidik di bidang ruhani , peran penting dari seorang guru ini tidak hanya menunjang kelangsungan belajar semata namun berefek pada kelanjutan kepada kelangsungan mental serta pemahaman si murid murid itu sendiri , GURU GURU saat ini hanyalah majaz (pinjam nama) dari kata mursyid (orang yang memberi petunjuk) kepada orang lain dengan pengenalan pengenalan sesuatu yang belum kita kenali dan guru-guru saat ini terkadang terlalu berani hanya karena demi tujuan materi belaka mengajarkan sesuatu yang bukan bidanganya dan si murid sendiri kurang peka dengan tujuan awal dia belajar berangkat dari rumah menuju sekolah / madrasah untuk memahami kaidah kaidah disiplin ilmu … sedang menurut konsep islam seseorang yang di jadikan figur panutan (Ulama’) adalah contoh yang patut untuk di teladani dalam hal pemahaman di bidang masing-masing ,,,, dalam hal ini al-faqir mengutip sedikit penjelasan-penjelasan SYARAT-SYARAT APA saja yang harus di tepati oleh seorang guru menurut konsep ISLAM :
1- Syarat terpenting bagi guru dalam Islam ialah sebagai berikut :
Beriman kepada ALLOH SWT dan selalu mengajarkan serta mencontohkan kepada anak didiknya Agar selalu istiqomah dalam muraqobah (mendekatkan & intropeks diri) kepada Allah SWT.
Senantiasa berlaku Khauf (takut kepada Allah) dalam segala ucapan dan tindakannya.
Senantiasa bersikap tenang karena Tugas mendidik adalah tugas yang amat penting karena menyangkut perkembangan mental serta keimanan & masa depan seseorang. Oleh karena itu, tugas itu harus dilakukan secara bertanggung-jawab. Itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah dewasa dalam pemikiran & luas dalam pengertian ta’rifnya …
2- Senantiasa bersikap wara’ (meninggalkan perkara syubhat dan meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat).
Selalu bersikaf tawadlu’ (merendahkan diri terhadap mahluk dan melembutkan diri kepada mereka, atau patuh kepada kebenaran secara hukum syara’ dan hukum ahlak , dan tidak berpaling kepada hikmah, hukum dan kebijaksanaan). Selalu khusyu’ (meninggalkan perkara yang kurang baik )kepada Allah SWT &
Menjadikan Allah sebagai tempat meminta pertolongan dalam segala keadaan ,serta sehat jasmani & ruhaninya ” القلب السالم في الجسم السالم ” Adapun qolb (hati) yang sehat itu di dalam jiwa yang sehat (jasad) & Jasmani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan, bahkan
dapat membahayakan anak didik bila mempunyai penyakit menular. Dari segi rohani,
orang gila berbahaya dalam mendidik dan tidak bisa bertanggung-jawab (sehat jasmani dan ruhani) serta tidak mengedepankan DOKTRIN / KETETAPAN pada egonya si guru itu sendiri
3- Tidak menjadikan ilmunya sebagai tangga untuk mencapai keuntungan duniawi.
Tidak diskriminatif terhadap murid.
Bersikap dzuhud dalam urusan dunia sebatas apa yang ia butuhkan.
Menjauhkan diri dari tempat yang rendah dan hina menurut manusia.
Menjauhkan diri dari tempat-tempat kotor dan maksiat.
Agar selalu menjaga siar-siar islam dan dzahir-dzahir hukum, seperti shalat berjamaan di masjid.
Menegakkan sunnah-sunnah dan menghapus segala hal yang mengandung unsur bid’ah.
Membiasakan melakukan hal sunnah yang bersifat syari’at.
Bergaul dengan ahlak yang baik.
Membersihkan hati dan tindakannya dari akhlak yang jelek dan dilanjutkan dengan perbuatan yang baik.
Senantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan bersungguh-sungguh dalam setiap aktivitas ibadah. Serta menguasai Keahlian di bidang ilmu yang di kajikan / lebih jelasnya harus menguasai bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu mendidik
(termasuk ilmu mengajar) Ini penting sekali bagi pendidik, termasuk guru.
Serta peran penting Orangtua di rumah sebenarnya perlu sekali mempelajari teori-teori ilmu pendidikan ahlak agar membantu proses belajar mengajar Dengan pengetahuannya Di harapkan si Orang tua
akan lebih berkemampuan menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anaknya di rumah.
4- Tidak boleh membeda-bedakan status, nasab, dan usia dalam mengambil hikmah dari semua orang.
Membiasakan diri untuk menyusun atau merangkum pokok-pokok kajian yang telah di jelaskan serta Harus berkepribadian muslim, berkesusilaan dan berdedikasi tinggi
Syarat ini amat penting dimiliki untuk melaksanakan tugas-tugas mendidik selain
mengajar. Dedikasi tinggi tidak hanya diperlukan dalam meningkatkan mutu mengajar.
Selain itu juga harus berkepribadian muslim…
Agar seorang pendidik dapat menjalankan fungsi sebagaimana yang telah
dibebankan Allah kepada Rasul dan pengikutnya, maka dia harus memiliki sifat-sifat
berikutini:
a) Setiap pendidik harus memiliki sifat rabbani sebagaimana dijelaskan Allah. Jika
seorang pendidik telah bersifat welas asih dan berketuhanan, seluruh kegiatan pendidikannya bertujuan
menjadikan anak didiknya sebagai generasi robbani yang memandang jejak
keagungan-NYA (alloh) serta menjunjung tinggi sunnah-sunnah rosululloh SAW
b) Seorang guru hendaknya menyempurnakan sifat rabbaniyahnya dengan keikhlasan sangat mempuni serta mendasar tidak mengajarkan si murid tentang kekramatan namun memahami hakikat kekramatan itu bukanlah akhir sebuah tujuan namun masih awal dan itu adalah penghalang bagi si murid untuk mencapai maqom ridlo billah Artinya, aktifitas sebagai pendidik bukan semata-mata untuk menambah wawasan
keilmuannya, lebih jauh dari itu harus ditujukan untuk meraih keridhaan Allah serta
mewujudkan kebenaran yang haqiqi .
c) Seorang pendidik hendaknya mengajarkan ilmunya dengan sabar & menerima segala kritikan baik dari murid / orang lain dan menganggap itu semua adalah petunjuk alloh atas kelemahan manusia .
d) Ketika menyampaikan ilmunya kepada anak didiknya, seorang pendidik harus memiliki kejujuran dengan menerapkan apa yang dia ajarkan dalam kehidupan pribadinya.
Seorang guru harus senantiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan dan kajiannya.
Seorang pendidik harus cerdik dan terampil dalam menciptakan metode pengajaran
yang variatif serta sesuai dengan situasi dan materi pelajaran.
Seorang guru harus mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai
proporsinya sehingga dia akan mampu mengontrol dan menguasai siswa / murid-muridnya serta bisa menjadi uri tauladan penerus perjuangan ROSULULLOH SAW …
e) Mensucikan dirinya dari hadas dan kotoran
Memakai harum-haruman
Memakai pakaian yang layak sesuai dengan mode zamannya dengan maksud untuk mengagungkan ilmu dan menghormati syariat.
Berniat menyebarkan ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menegakkan agama Allah serta menyampaikan hukum-hukum Allah.
Berniat untuk menunjukkan kebenaran dan kembali kepada kebajikan.
Berkumpul bersama untuk berzikir kepada Allah SWT.
Menyebarkan kedamaian kepada kawan-kawan muslimin.
Mendo’akan ulama terdahulu.
Saat masuk ruangan (majlis ilmu)
f) menurut pendapat syeh ImamGhazali yaitu:
Harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid dan memperlakukan mereka
sepertianaksendiri.
Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi bermaksud
denganmengajarmencarikeridhaanAllah.
Mencegah murid dari sesuatu akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran dan
jangan dengan cara terus terang, dengan jalan halus dan jangan mencela.
Supaya diperhatikan tingkat akal pikiran anak-anak dan berbicara dengan mereka menurut kadar akalnya dan jangan disampaikan sesuatu yang melebihi tingkat tangkapannya.
Jangan timbulkan rasa benci pada diri murid mengenai suatu cabang ilmu yang lain.
Sang guru harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlain kata dengan perbuatannya
SEMOGA RISALAH KECIL DAN SINGKAT INI BISA MENAMBAH PELAJARAN BUAT KITA SEMUANYA UNTUK MENEMUKAN GURU KITA YANG SEBENARNYA ….. DAN KETERANGAN INI DI AMBIL DARI KETERANGAN MUFAQAT ULAMA’ SERTA SUNNAH NABI
قال- رحمه الله- قوله “بايعوني” المبايعة عبارة عن المعاهدة سميت بذلك تشبيها بالمعاوضة المالية-يعني سميت المعاهدة مبايعة تشبيها بالمعاوضة المالية كالبيع و الشراء-كما في قوله تعالى ( إن الله اشترى من المؤمنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة ) .
Ibnu Hajar rahimahullah -dalam Fathul Bari- mengatakan bahwa yang dimaksud dengan mubaya’ah atau bai’at adalah saling mengikat janji. Saling mengikat janji disebut demikian dengan tujuan diserupakan dengan transaksi tukar menukar barang -seperti jual beli- sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman dan surga itu untuk mereka”.
هذه بيعة صحيحة. و أحب أن أنبه وإن كان خارج موضوع الدرس. أن البيعات التي تتخذها كثير من الجماعات الإسلامية علي المنتسبين إليها أو الموالين لها أنها بيعة غير شرعية. و أن استدلالهم بعموم الأدلة الواردة في أن النبي-عليه الصلاة و السلام- كان يبايع أصحابه و منها هذا الحديث و غيره استدلال في غير موضعه.
Bai’at kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bai’at yang sah. Aku ingin mengingatkan satu hal meski hal tersebut di luar topik bahasan bahwa bai’at yang diadakan oleh berbagai kelompok terhadap orang-orang yang menisbatkan diri kepada kelompok tersebut dan orang-orang yang loyal dengannya adalah bai’at yang tidak dibenarkan oleh syariat. Dasar pijakan mereka adalah berdalil dengan dalil-dalil yang bersifat umum yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu membai’at para shahabatnya dan di antaranya adalah hadits yang kita kaji saat ini, namun ini adalah menggunakan dalil tidak pada tempatnya yang tepat.
وكل عالم يجلس عنده طالب يستفيد منه فوائد. هذا يستفيد في سعة العلم و هذا يستفيد في قوة الحجة و المناظرة. وذاك يستفيد في الصدع بالحق و الثبات عليه. وقد يستفيد في العبادة و الإخبات و الخشوع لله عز و جل. و ذاك يستفيد منه في الزهد و ذاك في الكرم و ذاك في كذا.
Semua murid yang belajar pada seorang guru akan terkesan dalam hal yang berbeda-beda. Ada yang terkesan dengan keluasan ilmunya. Ada yang terkesan dengan kekuatan dalam berargumen ketika berdiskusi. Ada yang terkesan dengan sikap terus terang mengatakan kebenaran dan tegar membela kebenaran. Ada juga yang terkesan dengan ibadah dan kekhusyuan sang guru kepada Allah. Yang lain terkesan dengan zuhudnya. Ada yang terkesan dengan kedermawanan dan sebagainya.
فعندما يكون أبناء المسلمين يطوفون على مشايخ و على علماء تتزن شخصيته (و) تتزن عقليته (و) تتزن أفهامه. يأخذون من هذا كذا و من ذاك كذا ومن ذاك كذا من العلوم و من الأخلاق و من أشياء التى تقوي شخصيته.
Saat generasi muda Islam belajar kepada berbagai ulama maka mereka memiliki kepribadian, daya intelektual dan pemahaman yang bagus. Dari guru yang pertama terkesan dengan ini dan itu yang ada pada guru tersebut. Sehingga seorang pelajar agama mendapatkan berbagai ilmu dan akhlak dan hal-hal lain yang mendukung pembentukan kepribadiannya.
يحرم أتباع هذه الجماعات من هذا. أنه يقال لا تأخذ من فلان!! لا تأخذ من فلان!!خذ من فلان و فلان!!يبقي محصورا على ما عند فلان. فإن كان من حظه حسن أن الذي حصر عليه أهل خير استفاد منه. و إن كان من حظه سيء أنه ليس كذلك ما له إلا الذي عنده.
إذا إن البيعة هذه نفرته عمن كان من الممكن أن يكون بابا إلى الجنة, بابا إلى مكارم, بابا إلى خير.
Para anggota kelompok tersebut tidak bisa mendapatkan hal ini. Setiap anggota didoktrin agar tidak belajar agama A atau B dan hanya boleh belajar kepada C. Akhirnya orang ini hanya mendapatkan ilmu dari guru tertentu saja. Jika dia orang yang beruntung dia mendapatkan guru yang baik, dia bisa mendapatkan banyak manfaat. Jika dia bukan manusia yang beruntung maka nasibnya berbeda. Sehingga di antara bahaya bai’at semacam ini adalah menyebabkan seseorang itu menjauhi seorang yang akan menjadi pintu baginya menuju surga, pintu menuju hal-hal mulia dan pintu menuju kebaikan.
Berikut adalah lanjutan dari bahasan mengenai “bai’at” …
كذلك, هذه البيعة كان لها أثرها الكبير في الفتنة حتى بين أهل هذه البيعة الواحدة. فينشأ عند رجل فكرة فلا يجد من يشفي غليله فيها و يطالب بالسكوت و يقال له “من اعترض انطرد” ويهدد: أنت أفضل من فلان و أعلم و يفعل غير ذلك. فتبقي الفكرة تختمر في ذهنه و في قلبه و تطور يوما بعد يوم ولا يجد من ينفعه و يفيده. فإما أن يفجر مشكلة مع هؤلاء و إما يسحب بكلية و يترك هؤلاء و ؤلاء. أما هؤلاء لأنه عرف ما عندهم و أما هؤلاء لإنه قد حذر منهم و اقتنع بأنهم لا يقترب منهم من قريب و لا من بعيد. الأمر الذي يؤدي في النهاية ربما إلى الانتكاسة
WALLOHUA’LAM