Menyebarnya sastra arab sangat erat kaitannya dengan bersinarnya islam secara luas ke berbagai belahan dunia terutama pada abad ke 7 hijriah, hal ini dikarenakan ia adalah bahasa Al-Qur’an yang mulia. Bahasa yang indah ini menyebar ke berbagai penjuru timur dan barat, sehingga sebagian besar peradaban dunia pada masa itu sangat terwarnai oleh peradaban Islam. Mereka yang berperan mengembangkan sastra arab pada masa kejayaan islam berasal dari berbagai suku bangsa, diantara mereka berasal dari Jazirah Arab, Mesir, Romawi, Armenia, Barbar, Andalusia dan sebagainya, walau berbeda bangsa namun mereka semua bersatu diatas Islam dan Bahasa Arab, mereka berbicara dan menulis karya sastra serta berbagai kajian keilmuan lainnya dengan Bahasa Arab .
Dan tidaklah Allah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran melainkan karena ia adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.”(Yusuf : 2). Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman, “Dan sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam ,dia dibawa turun oleh Ar ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas“(Asy Syu’ara:192-195).
Allah juga berfirman “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.
Pembahasan ini mencoba untuk membangkitkan semangat para generasi muda islam untuk mengkaji kembali kebudayaan islam yang agung dan indah ini, kebudayaan yang pernah memimpin dunia, yang mampu menyentuh bagian hati manusia yang paling dalam dengan cahaya imannya, menjadi penawar bagi jiwa yang luka, menghidupkan kembali hati yang mati.
Sastra Arab dan Pembagian Periode Perkembangannya
Kata الأدب sendiri telah mengalami berbagai macam perubahan makna seiring berjalannya waktu dan bergantinya peradaban bangsa arab, dahulu kala kata الأدب bermakna undangan untuk makan. Pengertian Adab terus berubah hingga akhirnya menjadi sesuatu yang kita pahami saat ini.
Pengertian Adab
Adab memiliki dua makna ; makna khusus dan makna umum
Secara umum الأدب berarti berhias diri dengan akhlak yang luhur seperti jujur, amanah dsb, orang bijak mengatakan : أدبني ربي فأحسن تأديبي “Robbku telah mendidikku dengan sebaik-baiknya pendidikan.” Dalam definisinya, Al-Jurjani meletakkan Adab sebagai sesuatu yang setara dengan Ma’rifah yang mencegah pemiliknya dari terjerumus kedalam berbagai bentuk kesalahan.
Secara Khusus “Al-Adab” berarti :
الكلام الانشائي البليغ الذي يقصد به إلى التأ ثيرفي عواطف القراء والسامعين ، سواء كان شعرا أم نثرا
“Yaitu perkataan yang indah dan jelas, dimaksudkan untuk menyentuh jiwa mereka yang mengucapkan atau mendengarnya baik berupa syair maupun natsr atau prosa. “
Perkataan tersebut haruslah memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
Lafaznya haruslah mudah dan indah
Memiliki kedalaman makna
Menyentuh jiwa
Jenis-jenis Adab
Natsr atau prosa: yaitu ungkapan yang indah namun tidak memiliki wazan[1] maupun qofiyah[2], seperti khotbah, surat, wasiat, perkataan hikmah, matsal, dan kisah.
Syair: yaitu ungkapan indah yang memiliki wazan maupun qofiyah, seperti :
تـعلم فليس المرء يولد عالما فليس أخو علم كـما هو جـاهل
وإن كبير القوم لا علم عنده صغير إذ التفت عليه المحا فل
Jenis-jenis syair seperti: deskripsi atau pemerian, pujian, ejekan, kedukaan, hikmah dsb.
Sejarah AdabIlmu sejarah adab merupakan suatu ilmu untuk mengetahui kondisi sastra di berbagai periode perkembangannya, baik dari segi kuat atau lemahnya maupun sedikit atau banyaknya. Melalui ilmu ini kita juga dapat mengetahui kehidupan para sastrawan, baik dari segi masa dimana ia hidup, tempat dan karya-karyanya.
Periode Perkembangan Adab
Periode perkembangan dalam sastra arab dibagi kedalam enam periode :
Periode Jahiliyah : Sejak dua abad atau satu setengah abad sebelum islam hingga masa dimana islam muncul.
Periode awal Islam : Sejak munculnya islam hingga berakhirnya kepemimpinan Khulafa’urrasyidin tahun 40 H.
Periode Daulah Umayyah : Sejak berdirinya Dinasti Umayyah tahun 40 H hingga masa keruntuhannya tahun 132 H.
Periode Daulah Abbasiyah : Sejak berdirinya Dinasti Abbasiyah tahun 132 H hingga masa keruntuhannya akibat serangan pasukan Tatar tahun 656 H.
Periode Keruntuhan: Periode ini dibagi dua fase yaitu sejak runtuhnya Dinasti Abbasiyah tahun 656 H dan ketika Dinasti Utsmaniyyah menguasai Kairo pada tahun 923 H dan berakhir hingga runtuhnya Dinasti Utsmaniyyah pada awal abad ketiga belas hijriah.
Era baru: Ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan kebangkitan islam dibeberapa negara arab pada awal abad ketiga belas hijriah hingga saat ini.
Nash-nash AdabYaitu kutipan dari karya-karya sastra yang terpilih yang merupakan ucapan maupun tulisan dari para sastrawan dari berbagai masa dan tema.
Abu Fairuz Ichsan Mufti : Disampaikan pada Kajian Sastra Islam 7 des 2006 di Mushala FMIPA UGM. Penyelenggara “Forum Kajian Islam Mahasiswa Yogyakarta”.
Dalam diskusi tentang kesusastraan Islam, Sastra Jahiliyah hampir tak pernah luput dari pembicaraan. Berdasarkan studi komparatif antara Sastra Arab pada periode Jahiliyah dan periode-periode setelah munculnya islam akan dapat ditarik kesimpulan mengenai peran islam yang begitu besar dalam perubahan sosio-kultural bangsa arab. Kita akan menyaksikan bagaimana sebuah bangsa yang sekian lama terjerembab dalam paganisme dan dekadensi moral yang demikian parah dapat diselamatkan oleh Islam menuju kehidupan yang penuh petunjuk dan kemuliaan.
Karya sastra pada periode jahiliyah menggambarkan keadaan hidup masyarakat dikala itu, dimana mereka sangat fanatik dengan kabilah atau suku mereka, sehingga syair-syair yang muncul tidak jauh dari pembanggaan terhadap kabilah masing-masing. Begitu juga dengan khutbah yang kebanyakan berfungsi sebagai pembangkit semangat berperang membela kabilahnya, namun demikian karya-karya sastra pada periode Jahiliyah juga tidak luput dari nilai-nilai positif yang dipertahankan oleh Islam seperti hikmah dan semangat juang. Hampir seluruh syair-syair dan khutbah pada masa jahiliyah diriwayatkan dari mulut ke mulut kecuali yang termasuk kedalam Al-Mu’allaqot, hal ini disebabkan masyarakat jahiliyah sangat tidak terbiasa dengan budaya tulis menulis, pada umumnya syair-syair jahiliyah dimulai dengan mengenang puing-puing masa lalu yang telah hancur, berbicara tentang hewan-hewan yang mereka miliki dan menggambarkan keadaan alam tempat mereka tinggal. Beberapa kosa kata yang terdapat dalam karya-karya sastra jahiliyah sulit dipahami karena sudah jarang dipakai dalam bahasa arab saat ini.
Natsr atau Prosa.
Pada periode ini terdapat beberapa jenis Natsr, diantaranya: Khutbah, wasiat , Hikmah dan Matsal.
Khutbah: Yaitu serangkaian perkataan yang jelas dan lugas yang disampaikan kepada khalayak ramai dalam rangka menjelaskan suatu perkara penting.
Sebab-sebab munculnya khutbah pada periode Jahiliyah
1. Banyaknya perang antar kabilah.
2. Pola hubungan yang ada pada masyarakat Jahiliyyah seperti saling mengucapkan selamat, belasungkawa dan saling memohon bantuan perang.
3. Kesemrawutan politik yang ada kala itu.
4. Menyebarnya buta huruf, sehingga komunikasi lisan lebih banyak digunakan daripada tulisan.
5. Saling membanggakan nasab dan adat istiadat.
Ciri khasnya
1. Ringkasnya kalimat.
2. Lafaznya yang jelas.
3. Makna yang mendalam.
4. Sajak (berakhirnya setiap kalimat dengan huruf yang sama).
5. Sering dipadukan dengan syair, hikmah dan matsal.
Contoh Khutbah :
Khutbah Hani’ Bin Qobishoh pada Pertempuran Dzi-Qorin
Kisra ( Raja Persia ) memaksa Hani bin Qobishoh Asa-Syaibani agar menyerahkan harta amanah yang dititipkan kepadanya oleh Nu’man ibnul Mundzir-salah seorang penguasa Irak-. Hani menolak permintaan tersebut demi menjaga amanah yang dititipkan kepadanya sehingga terjadilah perang antara tentara Persia dengan kabilah Bakr yang dipimpin oleh Hani, pertempuran tersebut berlangsung pada sebuah tempat dekat Bashrah di Irak yang bernama Dzi-Qorin, pertempuran tersebut akhirnya dimenangkan oleh Kabilah Bakr, sebelum pertempuran tersebut berlangsung Hani’ membakar semangat para pasukannya dengan perkataannya :
يا معشر بكر , هالك معذور خير من ناج فرور, إن الحذر لا ينخي من القدر, و إن الصبر من أسباب الظفر, المنية ولا الدنية, استقبال الموت خير من استدباره, و الطعن في ثغر النحور, أكرم منه في الأعجاز و الظهور, يا أبا بكر : قاتلوا فما للمنايا من بد
“Wahai sekalian kaum Bakr, orang yang kalah secara terhormat lebih baik dari orang yang selamat kar’na lari dari medan juang, sesungguhnya ketakutan tidak akan melepaskan kalian dari ketentuan Tuhan, dan sesungguhnya kesabaran adalah jalan kemenangan. Raihlah kematian secara mulia, jangan kalian memilih kehidupan yang hina ini. Menghadapi kematian lebih baik daripada lari darinya, tusukan tombak di leher-leher depan lebih mulia dibanding tikaman dipunggung kalian, wahai kaum Bakr….. Berperanglah!!!! Karena kematian adalah suatu kepastian.. “
Wasiat: yaitu nasihat seorang yang akan meninggal dunia atau akan berpisah kepada seorang yang dicintainya dalam rangka permohonan untuk mengerjakan sesuatu.
Wasiat memiliki banyak persamaan dengan khutbah hanya saja umumnya wasiat lebih ringkas.
Contoh Wasiat :
Wasiat Disaat Dzul Isba’ Al-‘adwani kepada anaknya Usaid
Disaat Dzul Isba’ Al-‘adwani merasakan ajalnya ia memanggil anaknya Usaid, ia menasihati anaknya dengan beberapa nasihat demi mewujudkan kedudukan yang mulia ditengah manusia dan menjadikannya seorang yang mulia, terhormat dan dicintai oleh kaumnya. Ia berkata :
ألن جانبك لقومك يحبوك, وتواضع لهم يرفعوك, وابسط لهم وجهك يطيعوك, ولا تستأثر عليهم بشيء يسودوك,أكرم صغارهم كما تكرم كبارهم و يكبر على مودتك صغارهم, واسمح بمالك, و أعزز جارك وأعن من استعان بك, وأكرم ضيفك, وصن وجهك عن مسألة أحد شيئا, فبذلك يتم سؤددك
“Berlemah lembutlah kepada manusia maka mereka akan mencintaimu, dan bersikap rendah hatilah niscaya mereka akan mengangkat kedudukanmu, sambut mereka dengan wajah yang selalu berseri maka mereka akan mentaatimu, dan janganlah engkau bersikap kikir maka mereka akan menghormatimu. Muliakanlah anak kecil mereka sebagaimana engkau mencintai orang-orang dewasa diantara mereka, maka anak kecil tadi akan tumbuh dengan kecintaan kepadamu, mudahkanlah hartamu untuk kau berikan, hormatilah tetanggamu dan tolonglah orang yang meminta pertolongan, muliakanlah tamu dan selalulah berseri ketika menghadapi orang yang meminta-minta, maka dengan itu semua sempurnalah kharismamu.”
Hikmah: Yaitu kalimat yang ringkas yang menyentuh yang bersumber dari pengalaman hidup yang dalam, didalamnya terdapat ide yang lugas dan nasihat yang bermanfaat.
Contoh_Hikmah:
آفة الرأي الهوى“Perusak akal sehat manusia adalah hawa nafsunya.”
مصارع الرجال تحت برو ق الطمع
“Kehancuran seorang lelaki terletak dibawah kilaunya ketamakan“
Matsal : Yaitu kalimat singkat yang diucapkan pada keadaan atau peristiwa tertentu, digunakan untuk menyerupakan keadaan atau peristiwa tertentu
dengan keadaan atau peristiwa asal dimana matsal tersebut diucapkan.
Contoh Matsal :
سبق السيف العذل
“Pedang telah mendahului celaan.”
Bermakna “nasi sudah menjadi bubur” dimana celaan tidak akan mampu merubah kejadian yang telah terjadi.
Kisah Matsal: Seorang Arab mengutus anaknya untuk mencari untanya yang hilang, namun anaknya tak kunjung pulang, maka pergilah sang ayah untuk mencari anaknya tersebut pada bulan haram, ditengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pemuda dan menemaninya, sang pemuda tersebut kemudian berkata: beberapa waktu lalu aku bertemu dengan seorang pemuda dengan ciri-ciri begini dan begini dan aku rampas pedang ini darinya, sang ayah pun berfikir dan melihat pedang tersebut, barulah ia sadar bahwa pemuda inilah yang membunuh anaknya, sang ayah pun menebas pemuda tadi hingga mati, ketika masyarakat mengetahui hal tersebut mereka mengatakan “ mengapa kau membunuh di bulan haram, sang ayah berkata :
سبق السيف العذل
“pedangku telah mendahului celaan kalian.“
Matsal ini kita ucapkan kepada seorang yang menyesali perkara yang telah lalu.
الصيف ضيعت اللبن
“Musim panas yang lalu engkau telah menyia-nyiakan susu yang ada.”
Kisah Matsal : Pada suatu musim panas seorang lelaki tua menikahi gadis muda yang cantik jelita, lelaki tadi memiliki begitu banyak unta dan kambing yang senantiasa memproduksi susu. Akan tetapi wanita ini tidak mencantai lelaki tua itu dan meminta untuk diceraikan, maka merekapun bercerai. Wanita tadi akhirnya menikah dengan seorang pemuda yang tampan namun miskin, tidak punya kambing apalagi unta, pada musim dingin wanita tadi melihat sekawanan kambing milik lelaki tua mantan suaminya dan memohon agar diberikan susu dari kambing-kambing tersebut, namun lelaki tua itu menolak dan berkata الصيف ضيعت اللبن musim panas yang lalu kau telah menyia-nyiakan susu yang aku beri
Matsal ini diucapkan kepada seorang yang telah menyia-nyiakan kesempatan dimasa lalu namun kini mengharapnya kembali.
Syair
Dalam kehidupan masyarakat jahiliyah syair memiliki kedudukan yang penting dan pengaruh yang kuat sehingga masing-masing kabilah saling berbangga dengan kemunculan seorang penyair handal dari kalangan mereka, mereka pun kerap kali mengadakan acara khusus untuk menyaksikan dan menikmati syair-syair tersebut.
Jenis-jenis syair pada masa jahiliyah :
1. Al-Madh atau pujian.
2. Al-Hija’ atau cercaan.
3. Al-Fakhr atau membangga.
4. Al-Hamaasah atau semangat yakni untuk membangkitkan semangat ketika ada suatu peristiwa semacam perang atau membangun sesuatu
5. Al-Ghozal atau ungkapan cinta bagi sang kekasih
6. Al-I’tidzar atau permohonan maaf.
7. Ar-Ritsa’ atau belasungkawa
8. Al-Washf atau pemerian yaitu penjelasan perhadap sesuatu dengan sangat simbolistik dan ekspresionistik
Al-Mu’allaqot
Adalah Qasidah panjang yang indah yang diucapkan oleh para penyair jahiliyah dalam berbagai kesempatan dan tema. Sebagian Al-Mu’allaqot ini diabadikan dan ditempelkan didinding-dinding Ka’bah pada masa Jahiliyah. Dinamakan dengan Al-Mu’allaqot ( Kalung ) karena indahnya syair-syair tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita. Para pujangga Al-Mu’allaqot berjumlah tujuh orang, yaitu :
* امرؤ القيس بن حجر الكندي
* زهير بن أبي سلمى
* طرفة بن العبد
* عنزة بن شداد العنسي
* عمرو بن كلثوم
* الحارث بن حلزة
* لبيد بن ربيعة
Contoh Syair Al-Mu’allaqot :
Diantara Hikmah Zuhair Bin Abi Sulma
Perang yang begitu dahsyat berkecamuk antara kabilah ‘Abs dan kabilah Dzubyan hanya dikarenakan pacuan kuda, perang ini berlangsung hingga 40 tahun lamanya, maka dua orang pembesar dari kabilah lain yaitu Haram bin Sinan dan Al-Harits bin ‘Auf berupaya mendamaikan kedua kabilah tersebut dengan menanggung kerugian akibat perang yang dialami oleh kedua belah pihak, dan akhirnya perangpun berhenti. Hal ini memberikan kekaguman yang luar biasa bagi diri Zuhair bin Abi Sulma sehingga ia menciptakan sebuah Qosidah yang begitu indah dalam rangka memuji kedua orang tersebut. Zuhair berkata :
سئمت تكـاليـف الـحياة ومن يعش ثـمانين حولا- لا أبا لك – يسـأم
وأعـلم مـا في اليوم والأمـس قبلـه ولكنني عن علم ما في غـد عـم
ومـن هـاب أسبـاب المـنايـا ينلـنه ولـو نـال أسباب السـماء بسلــم
ومن يجعل المعروف في غير أهله يـعــد حـمـده ذمـا عــليه فيـندم
ومهما تكن عند امرئ من خـليقة ولو خالها تخفى على الناس تعلم
لأن لـسان الـمـرء مـفـتـاح قــلـبه إذا هو أبدى مـا يـقول من الـفـم
لسان الفتى نصف و نصف فؤاده ولم يبق إلا صـورة اللحـم والدم
Aku telah letih merasakan beban kehidupan
Sungguh aku letih setelah hidup delapan puluh tahun ini
Aku tahu apa yang baru saja terjadi dan kemarin hari
Namun terhadap masa depan sungguh aku buta
Barang siapa yang lari dari kematian sungguh akan menemuinya
Walau ia panjat langit dengan tangganya
Barang siapa yang memuji orang yang tak pantas dipuji
Maka esok hari pujiannya itu akan disesali
Seorang manusia tentu memiliki tabiat tertentu
Walau ia sangka tertutupi pasti orang lain akan mengetahui
Itu karena lidah seseorang adalah kunci hatinya
Lidahnyalah yang menyingkap semua rahasia
Lidah itu adalah setengah pribadi manusia dan setengahnya lagi adalah hati
Tidak ada selain itu kecuali daging dan darah saja
Dan tidaklah Allah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran melainkan karena ia adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.”(Yusuf : 2). Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman, “Dan sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam ,dia dibawa turun oleh Ar ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas“(Asy Syu’ara:192-195).
Allah juga berfirman “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.
Pembahasan ini mencoba untuk membangkitkan semangat para generasi muda islam untuk mengkaji kembali kebudayaan islam yang agung dan indah ini, kebudayaan yang pernah memimpin dunia, yang mampu menyentuh bagian hati manusia yang paling dalam dengan cahaya imannya, menjadi penawar bagi jiwa yang luka, menghidupkan kembali hati yang mati.
Sastra Arab dan Pembagian Periode Perkembangannya
Kata الأدب sendiri telah mengalami berbagai macam perubahan makna seiring berjalannya waktu dan bergantinya peradaban bangsa arab, dahulu kala kata الأدب bermakna undangan untuk makan. Pengertian Adab terus berubah hingga akhirnya menjadi sesuatu yang kita pahami saat ini.
Pengertian Adab
Adab memiliki dua makna ; makna khusus dan makna umum
Secara umum الأدب berarti berhias diri dengan akhlak yang luhur seperti jujur, amanah dsb, orang bijak mengatakan : أدبني ربي فأحسن تأديبي “Robbku telah mendidikku dengan sebaik-baiknya pendidikan.” Dalam definisinya, Al-Jurjani meletakkan Adab sebagai sesuatu yang setara dengan Ma’rifah yang mencegah pemiliknya dari terjerumus kedalam berbagai bentuk kesalahan.
Secara Khusus “Al-Adab” berarti :
الكلام الانشائي البليغ الذي يقصد به إلى التأ ثيرفي عواطف القراء والسامعين ، سواء كان شعرا أم نثرا
“Yaitu perkataan yang indah dan jelas, dimaksudkan untuk menyentuh jiwa mereka yang mengucapkan atau mendengarnya baik berupa syair maupun natsr atau prosa. “
Perkataan tersebut haruslah memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
Lafaznya haruslah mudah dan indah
Memiliki kedalaman makna
Menyentuh jiwa
Jenis-jenis Adab
Natsr atau prosa: yaitu ungkapan yang indah namun tidak memiliki wazan[1] maupun qofiyah[2], seperti khotbah, surat, wasiat, perkataan hikmah, matsal, dan kisah.
Syair: yaitu ungkapan indah yang memiliki wazan maupun qofiyah, seperti :
تـعلم فليس المرء يولد عالما فليس أخو علم كـما هو جـاهل
وإن كبير القوم لا علم عنده صغير إذ التفت عليه المحا فل
Jenis-jenis syair seperti: deskripsi atau pemerian, pujian, ejekan, kedukaan, hikmah dsb.
Sejarah AdabIlmu sejarah adab merupakan suatu ilmu untuk mengetahui kondisi sastra di berbagai periode perkembangannya, baik dari segi kuat atau lemahnya maupun sedikit atau banyaknya. Melalui ilmu ini kita juga dapat mengetahui kehidupan para sastrawan, baik dari segi masa dimana ia hidup, tempat dan karya-karyanya.
Periode Perkembangan Adab
Periode perkembangan dalam sastra arab dibagi kedalam enam periode :
Periode Jahiliyah : Sejak dua abad atau satu setengah abad sebelum islam hingga masa dimana islam muncul.
Periode awal Islam : Sejak munculnya islam hingga berakhirnya kepemimpinan Khulafa’urrasyidin tahun 40 H.
Periode Daulah Umayyah : Sejak berdirinya Dinasti Umayyah tahun 40 H hingga masa keruntuhannya tahun 132 H.
Periode Daulah Abbasiyah : Sejak berdirinya Dinasti Abbasiyah tahun 132 H hingga masa keruntuhannya akibat serangan pasukan Tatar tahun 656 H.
Periode Keruntuhan: Periode ini dibagi dua fase yaitu sejak runtuhnya Dinasti Abbasiyah tahun 656 H dan ketika Dinasti Utsmaniyyah menguasai Kairo pada tahun 923 H dan berakhir hingga runtuhnya Dinasti Utsmaniyyah pada awal abad ketiga belas hijriah.
Era baru: Ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan kebangkitan islam dibeberapa negara arab pada awal abad ketiga belas hijriah hingga saat ini.
Nash-nash AdabYaitu kutipan dari karya-karya sastra yang terpilih yang merupakan ucapan maupun tulisan dari para sastrawan dari berbagai masa dan tema.
Abu Fairuz Ichsan Mufti : Disampaikan pada Kajian Sastra Islam 7 des 2006 di Mushala FMIPA UGM. Penyelenggara “Forum Kajian Islam Mahasiswa Yogyakarta”.
Dalam diskusi tentang kesusastraan Islam, Sastra Jahiliyah hampir tak pernah luput dari pembicaraan. Berdasarkan studi komparatif antara Sastra Arab pada periode Jahiliyah dan periode-periode setelah munculnya islam akan dapat ditarik kesimpulan mengenai peran islam yang begitu besar dalam perubahan sosio-kultural bangsa arab. Kita akan menyaksikan bagaimana sebuah bangsa yang sekian lama terjerembab dalam paganisme dan dekadensi moral yang demikian parah dapat diselamatkan oleh Islam menuju kehidupan yang penuh petunjuk dan kemuliaan.
Karya sastra pada periode jahiliyah menggambarkan keadaan hidup masyarakat dikala itu, dimana mereka sangat fanatik dengan kabilah atau suku mereka, sehingga syair-syair yang muncul tidak jauh dari pembanggaan terhadap kabilah masing-masing. Begitu juga dengan khutbah yang kebanyakan berfungsi sebagai pembangkit semangat berperang membela kabilahnya, namun demikian karya-karya sastra pada periode Jahiliyah juga tidak luput dari nilai-nilai positif yang dipertahankan oleh Islam seperti hikmah dan semangat juang. Hampir seluruh syair-syair dan khutbah pada masa jahiliyah diriwayatkan dari mulut ke mulut kecuali yang termasuk kedalam Al-Mu’allaqot, hal ini disebabkan masyarakat jahiliyah sangat tidak terbiasa dengan budaya tulis menulis, pada umumnya syair-syair jahiliyah dimulai dengan mengenang puing-puing masa lalu yang telah hancur, berbicara tentang hewan-hewan yang mereka miliki dan menggambarkan keadaan alam tempat mereka tinggal. Beberapa kosa kata yang terdapat dalam karya-karya sastra jahiliyah sulit dipahami karena sudah jarang dipakai dalam bahasa arab saat ini.
Natsr atau Prosa.
Pada periode ini terdapat beberapa jenis Natsr, diantaranya: Khutbah, wasiat , Hikmah dan Matsal.
Khutbah: Yaitu serangkaian perkataan yang jelas dan lugas yang disampaikan kepada khalayak ramai dalam rangka menjelaskan suatu perkara penting.
Sebab-sebab munculnya khutbah pada periode Jahiliyah
1. Banyaknya perang antar kabilah.
2. Pola hubungan yang ada pada masyarakat Jahiliyyah seperti saling mengucapkan selamat, belasungkawa dan saling memohon bantuan perang.
3. Kesemrawutan politik yang ada kala itu.
4. Menyebarnya buta huruf, sehingga komunikasi lisan lebih banyak digunakan daripada tulisan.
5. Saling membanggakan nasab dan adat istiadat.
Ciri khasnya
1. Ringkasnya kalimat.
2. Lafaznya yang jelas.
3. Makna yang mendalam.
4. Sajak (berakhirnya setiap kalimat dengan huruf yang sama).
5. Sering dipadukan dengan syair, hikmah dan matsal.
Contoh Khutbah :
Khutbah Hani’ Bin Qobishoh pada Pertempuran Dzi-Qorin
Kisra ( Raja Persia ) memaksa Hani bin Qobishoh Asa-Syaibani agar menyerahkan harta amanah yang dititipkan kepadanya oleh Nu’man ibnul Mundzir-salah seorang penguasa Irak-. Hani menolak permintaan tersebut demi menjaga amanah yang dititipkan kepadanya sehingga terjadilah perang antara tentara Persia dengan kabilah Bakr yang dipimpin oleh Hani, pertempuran tersebut berlangsung pada sebuah tempat dekat Bashrah di Irak yang bernama Dzi-Qorin, pertempuran tersebut akhirnya dimenangkan oleh Kabilah Bakr, sebelum pertempuran tersebut berlangsung Hani’ membakar semangat para pasukannya dengan perkataannya :
يا معشر بكر , هالك معذور خير من ناج فرور, إن الحذر لا ينخي من القدر, و إن الصبر من أسباب الظفر, المنية ولا الدنية, استقبال الموت خير من استدباره, و الطعن في ثغر النحور, أكرم منه في الأعجاز و الظهور, يا أبا بكر : قاتلوا فما للمنايا من بد
“Wahai sekalian kaum Bakr, orang yang kalah secara terhormat lebih baik dari orang yang selamat kar’na lari dari medan juang, sesungguhnya ketakutan tidak akan melepaskan kalian dari ketentuan Tuhan, dan sesungguhnya kesabaran adalah jalan kemenangan. Raihlah kematian secara mulia, jangan kalian memilih kehidupan yang hina ini. Menghadapi kematian lebih baik daripada lari darinya, tusukan tombak di leher-leher depan lebih mulia dibanding tikaman dipunggung kalian, wahai kaum Bakr….. Berperanglah!!!! Karena kematian adalah suatu kepastian.. “
Wasiat: yaitu nasihat seorang yang akan meninggal dunia atau akan berpisah kepada seorang yang dicintainya dalam rangka permohonan untuk mengerjakan sesuatu.
Wasiat memiliki banyak persamaan dengan khutbah hanya saja umumnya wasiat lebih ringkas.
Contoh Wasiat :
Wasiat Disaat Dzul Isba’ Al-‘adwani kepada anaknya Usaid
Disaat Dzul Isba’ Al-‘adwani merasakan ajalnya ia memanggil anaknya Usaid, ia menasihati anaknya dengan beberapa nasihat demi mewujudkan kedudukan yang mulia ditengah manusia dan menjadikannya seorang yang mulia, terhormat dan dicintai oleh kaumnya. Ia berkata :
ألن جانبك لقومك يحبوك, وتواضع لهم يرفعوك, وابسط لهم وجهك يطيعوك, ولا تستأثر عليهم بشيء يسودوك,أكرم صغارهم كما تكرم كبارهم و يكبر على مودتك صغارهم, واسمح بمالك, و أعزز جارك وأعن من استعان بك, وأكرم ضيفك, وصن وجهك عن مسألة أحد شيئا, فبذلك يتم سؤددك
“Berlemah lembutlah kepada manusia maka mereka akan mencintaimu, dan bersikap rendah hatilah niscaya mereka akan mengangkat kedudukanmu, sambut mereka dengan wajah yang selalu berseri maka mereka akan mentaatimu, dan janganlah engkau bersikap kikir maka mereka akan menghormatimu. Muliakanlah anak kecil mereka sebagaimana engkau mencintai orang-orang dewasa diantara mereka, maka anak kecil tadi akan tumbuh dengan kecintaan kepadamu, mudahkanlah hartamu untuk kau berikan, hormatilah tetanggamu dan tolonglah orang yang meminta pertolongan, muliakanlah tamu dan selalulah berseri ketika menghadapi orang yang meminta-minta, maka dengan itu semua sempurnalah kharismamu.”
Hikmah: Yaitu kalimat yang ringkas yang menyentuh yang bersumber dari pengalaman hidup yang dalam, didalamnya terdapat ide yang lugas dan nasihat yang bermanfaat.
Contoh_Hikmah:
آفة الرأي الهوى“Perusak akal sehat manusia adalah hawa nafsunya.”
مصارع الرجال تحت برو ق الطمع
“Kehancuran seorang lelaki terletak dibawah kilaunya ketamakan“
Matsal : Yaitu kalimat singkat yang diucapkan pada keadaan atau peristiwa tertentu, digunakan untuk menyerupakan keadaan atau peristiwa tertentu
dengan keadaan atau peristiwa asal dimana matsal tersebut diucapkan.
Contoh Matsal :
سبق السيف العذل
“Pedang telah mendahului celaan.”
Bermakna “nasi sudah menjadi bubur” dimana celaan tidak akan mampu merubah kejadian yang telah terjadi.
Kisah Matsal: Seorang Arab mengutus anaknya untuk mencari untanya yang hilang, namun anaknya tak kunjung pulang, maka pergilah sang ayah untuk mencari anaknya tersebut pada bulan haram, ditengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pemuda dan menemaninya, sang pemuda tersebut kemudian berkata: beberapa waktu lalu aku bertemu dengan seorang pemuda dengan ciri-ciri begini dan begini dan aku rampas pedang ini darinya, sang ayah pun berfikir dan melihat pedang tersebut, barulah ia sadar bahwa pemuda inilah yang membunuh anaknya, sang ayah pun menebas pemuda tadi hingga mati, ketika masyarakat mengetahui hal tersebut mereka mengatakan “ mengapa kau membunuh di bulan haram, sang ayah berkata :
سبق السيف العذل
“pedangku telah mendahului celaan kalian.“
Matsal ini kita ucapkan kepada seorang yang menyesali perkara yang telah lalu.
الصيف ضيعت اللبن
“Musim panas yang lalu engkau telah menyia-nyiakan susu yang ada.”
Kisah Matsal : Pada suatu musim panas seorang lelaki tua menikahi gadis muda yang cantik jelita, lelaki tadi memiliki begitu banyak unta dan kambing yang senantiasa memproduksi susu. Akan tetapi wanita ini tidak mencantai lelaki tua itu dan meminta untuk diceraikan, maka merekapun bercerai. Wanita tadi akhirnya menikah dengan seorang pemuda yang tampan namun miskin, tidak punya kambing apalagi unta, pada musim dingin wanita tadi melihat sekawanan kambing milik lelaki tua mantan suaminya dan memohon agar diberikan susu dari kambing-kambing tersebut, namun lelaki tua itu menolak dan berkata الصيف ضيعت اللبن musim panas yang lalu kau telah menyia-nyiakan susu yang aku beri
Matsal ini diucapkan kepada seorang yang telah menyia-nyiakan kesempatan dimasa lalu namun kini mengharapnya kembali.
Syair
Dalam kehidupan masyarakat jahiliyah syair memiliki kedudukan yang penting dan pengaruh yang kuat sehingga masing-masing kabilah saling berbangga dengan kemunculan seorang penyair handal dari kalangan mereka, mereka pun kerap kali mengadakan acara khusus untuk menyaksikan dan menikmati syair-syair tersebut.
Jenis-jenis syair pada masa jahiliyah :
1. Al-Madh atau pujian.
2. Al-Hija’ atau cercaan.
3. Al-Fakhr atau membangga.
4. Al-Hamaasah atau semangat yakni untuk membangkitkan semangat ketika ada suatu peristiwa semacam perang atau membangun sesuatu
5. Al-Ghozal atau ungkapan cinta bagi sang kekasih
6. Al-I’tidzar atau permohonan maaf.
7. Ar-Ritsa’ atau belasungkawa
8. Al-Washf atau pemerian yaitu penjelasan perhadap sesuatu dengan sangat simbolistik dan ekspresionistik
Al-Mu’allaqot
Adalah Qasidah panjang yang indah yang diucapkan oleh para penyair jahiliyah dalam berbagai kesempatan dan tema. Sebagian Al-Mu’allaqot ini diabadikan dan ditempelkan didinding-dinding Ka’bah pada masa Jahiliyah. Dinamakan dengan Al-Mu’allaqot ( Kalung ) karena indahnya syair-syair tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita. Para pujangga Al-Mu’allaqot berjumlah tujuh orang, yaitu :
* امرؤ القيس بن حجر الكندي
* زهير بن أبي سلمى
* طرفة بن العبد
* عنزة بن شداد العنسي
* عمرو بن كلثوم
* الحارث بن حلزة
* لبيد بن ربيعة
Contoh Syair Al-Mu’allaqot :
Diantara Hikmah Zuhair Bin Abi Sulma
Perang yang begitu dahsyat berkecamuk antara kabilah ‘Abs dan kabilah Dzubyan hanya dikarenakan pacuan kuda, perang ini berlangsung hingga 40 tahun lamanya, maka dua orang pembesar dari kabilah lain yaitu Haram bin Sinan dan Al-Harits bin ‘Auf berupaya mendamaikan kedua kabilah tersebut dengan menanggung kerugian akibat perang yang dialami oleh kedua belah pihak, dan akhirnya perangpun berhenti. Hal ini memberikan kekaguman yang luar biasa bagi diri Zuhair bin Abi Sulma sehingga ia menciptakan sebuah Qosidah yang begitu indah dalam rangka memuji kedua orang tersebut. Zuhair berkata :
سئمت تكـاليـف الـحياة ومن يعش ثـمانين حولا- لا أبا لك – يسـأم
وأعـلم مـا في اليوم والأمـس قبلـه ولكنني عن علم ما في غـد عـم
ومـن هـاب أسبـاب المـنايـا ينلـنه ولـو نـال أسباب السـماء بسلــم
ومن يجعل المعروف في غير أهله يـعــد حـمـده ذمـا عــليه فيـندم
ومهما تكن عند امرئ من خـليقة ولو خالها تخفى على الناس تعلم
لأن لـسان الـمـرء مـفـتـاح قــلـبه إذا هو أبدى مـا يـقول من الـفـم
لسان الفتى نصف و نصف فؤاده ولم يبق إلا صـورة اللحـم والدم
Aku telah letih merasakan beban kehidupan
Sungguh aku letih setelah hidup delapan puluh tahun ini
Aku tahu apa yang baru saja terjadi dan kemarin hari
Namun terhadap masa depan sungguh aku buta
Barang siapa yang lari dari kematian sungguh akan menemuinya
Walau ia panjat langit dengan tangganya
Barang siapa yang memuji orang yang tak pantas dipuji
Maka esok hari pujiannya itu akan disesali
Seorang manusia tentu memiliki tabiat tertentu
Walau ia sangka tertutupi pasti orang lain akan mengetahui
Itu karena lidah seseorang adalah kunci hatinya
Lidahnyalah yang menyingkap semua rahasia
Lidah itu adalah setengah pribadi manusia dan setengahnya lagi adalah hati
Tidak ada selain itu kecuali daging dan darah saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar