Apa Kabar Dunia

Mari Belajar bersama

Kamis, 19 April 2012

MENGENAL SEJARAH TASAWWUF I

“Di masa Rasulullah sall-Allahu ‘alayhi wasallam Tasawwuf adalah sebuah realitas tanpa nama, sekarang Tasawwuf adalah sebuah nama, tetapi hanya sedikit yang mengetahui realitasnya.”

Ummat Islam sekarang membutuhkan ulama-ulama salih yang melaksanakan ajaran Islam dengan benar (‘alimun ‘aamil), mencoba dengan segala kemampuannya untuk mengembalikan apa yang telah rusak dalam agama Islam selama bertahun-tahun ke belakang dan mereka yang mampu membedakan antara yang benar dan salah, halal dan haram, yang percaya kepada yang haqq dan melawan kebatilan, serta tidak menakut-nakuti siapa pun yang berada di jalan Allah.

Ummat Muslim sekarang tidak mempunyai orang yang bisa memberi nasihat atau membimbing mereka dalam mempelajari agama dan perilaku atau kebiasaan yang terpuji yang diajarkan dalam Islam. Sebaliknya, kita hanya melihat para ulama yang pura-pura mengetahui sesuatu, lalu berusaha menerapkan ide-ide dan aqidah Islam yang telah mereka kotori kepada setiap orang. Pada berbagai kesempatan konferensi misalnya, mereka memberikan ceramah mengenai Islam dari perspektif yang sangat sempit dan terbatas, tidak berdasarkan bimbingan para sahabat Rasulullah sall-Allahu ‘alayhi wasallam atau para Imam besar Islam dan tidak pula berdasarkan konsensus sebagian besar para ulama Islam.

Jika para ulama itu mau mendengar nuraninya lebih dalam dan kembali kepada loyalitas dan kejujuran dalam Islam tanpa campur tangan pemerintah atau kekuatan lain yang mengontrol negara-negara Muslim dengan uang mereka, mengabdikan dirinya hanya untuk berdakwah dan irsyad (memberi petunjuk ke jalan yang lurus) dan berdzikir kepada Allah dan Rasulullah r, barulah situasi dalam dunia Islam akan berubah dan kehidupan Muslim akan meningkat dengan pesat. Harapan kita pada tahun 1416 H ini, Muslim di Amerika dan di seluruh dunia akan bersatu kembali, saling berhubungan dalam satu tali, yaitu

Tali Allah untuk memantapkan sunnah dan syari’ah Rasulullah sall-Allahu ‘alayhi wasallam.
Jika orang-orang ingin meninjau sejarah lebih dalam lagi, mereka akan menemukan bahwa setelah perjuangan para sahabat yang gagah berani, Islam tersebar ke seluruh penjuru Timur dan Barat serta Timur Jauh melalui dakwah dan irsyad para ulama dan para pengikut Tasawwuf (Sufisme). Mereka mengikuti jejak yang benar dari para Khalifah Rasulullah sall-Allahu ‘alayhi wasallam, radi-Allahu ‘anhum. Mereka adalah para ulama Sufi yang sejati, yang menopang pengajaran al-Qur’an dan Sunnah dan tidak pernah menyimpang dari keduanya.

Sifat zuhud dalam Islam (asceticism) berkembang pada abad pertama Hijriah dan dikembangkan dalam sekolah-sekolah yang mempunyai fondasi yang kuat dan menjadikan al-Qur’an dan syari’ah sebagai dasar pengajarannya, dan dijalankan oleh para ulama zahid yang dikenal sebagai Sufi. Mereka di antaranya adalah keempat Imam pertama, yaitu Imam Malik, Imam Abu Hanifa, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal, begitu pula al-Imam Abi ‘Abdallah Muhammad AL-BUKHARI, Abul Husain MUSLIM bin al-Hajjaj, Abu ‘Isa TIRMIDZI. Yang lainnya di antaranya Hasan al-Basri, al-Junaid, Imam Awzai’ termasuk at-Tabarani, Imam Jalaluddin as-Suyuti, Ibnu Hajar al-Haythami, al-Jardani, Ibnu Qayyim al-Jawzi, Imam Muhyiddin bin Syaraf bin Mari bin Hassan bin Husain bin Hazam bin NAWAWI, Imam Abu Hamid GHAZALI, Sayyid Ahmad al-Farouqi as- Sirhindi. Dunia Muslim telah mengenal Islam melalui usaha para ulama zahid ini yang dikenal sebagai Sufi karena loyalitas mereka, ketulusan dan kemurnian hatinya.
Kita tidak menyembunyikan fakta bahwa pada saat itu, beberapa musuh Islam datang dan mengadakan pendekatan yang ekstrim, menggunakan nama Sufisme dan berpura-pura menjadi seorang Sufi pada saat menyebarkan ide-ide anehnya dengan tujuan untuk memusnahkan ajaran Sufi yang sejati dan meracuni pikiran Muslim mengenai Tasawwuf yang telah dianut mayoritas Muslim. Tasawwuf sejati berlandaskan zuhud dan ihsan (kemurnian hati). Imam-Imam besar ummat Muslim yang ajarannya diikuti di semua negeri Muslim, dikenal mempunyai guru-guru Sufi. Imam Malik, Imam Abu Hanifa (berguru kepada Ja’far as-Sadiq as), Imam Syafi’i (yang mengikuti Syayban ar-Rai’ ) dan Imam Ibnu Hanbal (gurunya adalah Bisyr al-Hafi ) yang semuanya menganut Tasawwuf.

Tidak ada komentar:

KOMENTAR FB