Penjelasan Kitab al Jurumiyyah
KALAM – الكلام
Kalam (indonesia: kalimat) adala lafadz yang disusun dan memberi faidah serta sengaja diucapkan oleh mutakallim (orang yang berbicara).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kalam terdiri atas 4 syarat yaitu :
Lafadz ; yakni suara yang mencakup salah satu huruf hijaiyyah dan keluar dari lisan manusia.
Murakkab (tersusun) ; yaitu tersusunnya kalam dari dua kalimah (Kata) atau lebih.
Mufid (berfaidah) ; maksudnya suatu kalam harus dapat dimengerti oleh orang yang mendengarkannya.
Wadh’i (disengaja) ; kalam harus disengaja/ dalam keadaan sadar ketika diucapkan.
Kalam dikatakan sempurna jika sudah memenuhi keempat syarat tersebut, contoh ucapan seseorang الله اكبر yang diucapkan ketika berdzikir. Kalam tersebut sudah sempurna, karena dapat dilafadzkan berupa kalimah الله dan اكبر , tersusun dari dua kalimah, dan maknanya dapat difahami.
Adapun seperti ucapan إِنَّ الله tanpa ada kelanjutannya tidak termasuk kalam karena tidak dapat difahami, atau seperti kicauan burung dan igauan orang tidur juga tidak termasuk kalam karena tidak termasuk lafadz dan tidak wadh’i.
Kalam tersusun atas tiga unsur yang disebut kalimah, yaitu kalimah isim, kalimah fiil dan kalimah huruf. berikut penjelasannya masing-masing ;
KALIMAH ISIM (Kata Benda)
Kalimah isim adalah kalimah yang mempunyai makna tersendiri dan tidak disertai zaman dalam penggunaannya.
Tanda – Tanda Kalimah isim
Muthlaqul jarr (dijarkan) yaitu kalimah yang menerima i’rob jar, karena tidak ada kalimah yang menerima i’rob jar selaian kalimah isim. Contoh : lafadz الله dalam susunan رسول اللهِ.
Tanwin Khasah, maksudnya setiap kalimah yang ditanwin (Khasah) adalah kalimah isim. Contoh : lafadz غَنِيٌ pada kalimat الله غني
Masuknya alif lam, setiap kalimah yang dimasuki alif lam adalah kalimah isim. Contoh seperti lafadz حمد menjadi الحمد
Masuknya salah satu harful jar, Harful Jar seluruhnya ada 10 yaitu ; من وإلى وعن وعلى وفي ورب والباء والكاف واللام وحروف القسم وهي : الواو والباء والتاء jika ada kalimah dimasuki salah satu huruf tersebut, berarti kalimah tersebut adalah kalimah isim contoh ; فى المسجد
Beberapa istilah dalam kalimah isim
Isim Dzohir dan Domir
Isim Dzohir adalah kalimah isim yang menunjukkan terhadap yang dinamainya secara muthlak. Bukan kata ganti dari isim lain, tetapi maknanya sudah tertentu yaitu hanya bagi satu benda atau jenis benda tertentu. Contoh : Nama Orang : محمد Nama Tempat : مكةNama Jenis hewan : إبل
Isim Dhomir (Kata Ganti) adalah isim yang menunjukkan terhadap yang dinamainya dan menjadi ganti dari kalimah lain, pergantian tersebut adakalanya untuk Mutakallim (Kata Ganti Orang pertama), Mukhatab(Kata Ganti orang kedua) dan Ghaib (Kata ganti Orang ketiga). Contoh lafadz اياك dalam ayat اياك نستعين , lafadz tersebut menunjukkan mufrad mudzakar mukhatab (seorang laki-laki yang berada ditempat mutakallim : orang kedua).
Isim dhomir dilihat dari beberapa aspek :
Berdasarkan Waqi’nya, ada 3 bentuk yaitu ; Mutakallim, Mukhatab, dan Ghaib
Berdasarkan Peletakannya dengan kalimah fi’il, ada dua bentuk ; Isim dhomir muttasil (menyatu dengan fi’ilnya) dan isim domir munfashil (terpisah dengan fi’ilnya). isim dhomir muttashil mempunyai dua bentuk yaitu ; Bariz (Jelas terlihat), dan Mustatir (tersemunyi) yang terdiri dari mustatir jawaz dan mustatir wujub.
Isim Ma’rifat dan Isim NakirahNakiroh
Isim ma’rifat (Kata benda Khusus) adalah isim yang tertentu terhadap yang dinamainya, dengan kata lain Isim ma’rifa adalah isim yang khusus menunjukkan suatu nama benda. Dalam bahasa arab isim ma’rifat ada 5 macam yaitu ;
Isim ‘Alam (Kata Benda Nama, baik nama orang atau nama tempat)
Isim dhomir (Kata Ganti)
Isim mubham/ isim isyarah (Kata Penunjuk)
Isim maushul
Isim yang dimudhafkan pada salah satu isim yang telah disebutkan. (Idhafah)
(menurut al Jurumiyyah)
Isim Nakirah (Kata bentuk Umum) adalah isim yang maknanya umum tidak tertentu pada salah seorang atau satu benda saja. Contoh kata رجل yang maknanya adalah laki-laki yang tidak tertentu hanya pada seorang laki-laki saja.
Isim Mu’rab dan Mabni
Isim mu’rab adalah isim yang menerima i’rab (perubahan harkat akhir atau huruf). Kalimah yang tergolong isim mu’rab adalah ;
Isim mufrad (Bentuk Tunggal) المسجد
Isim tatsniyah (bentuk dua) مسجدان
Jamak taksir (Bentuk jamak tak beraturan) كتب
Jamak mudzakar salim (bentuk jamak laki-laki) الراشدون
Jamak muannats salim (bentuk jamak perempuan) مسلمات
Asmaul khamsah (isim lima) ابوك
Isim ghaer munsharif (isim yang tidak menerima tanwin)احمد
Isim mabni adalah isim yang tidak menerima perubahan akhir kalimah, dan bentuknya tetap walaupun dimasuki amil yang berbeda. Kalimah yang termasuk isim mabni adalah ;
Isim dhomir; هو
Isim isyarah;ذلك
Isim maushul;الذي
Isim syarat;من
Isim istifham;أ
Isim fi’il;حيهل
KALIMAH FIIL (Kata Kerja)
Kalimah fiil ialah kalimah yang menunjukkan terhadap maknanya dengan disertai zaman. Zaman yaitu waktu terjadinya suatu pekerjaan/peristiwa, zaman ada tiga macam yaitu zaman madhi (zaman yang telah lampau), zaman hal (zaman yang terjadi sekarang), dan zaman istiqbal (zaman yang akan datang).
Kalimah Fi’il ada 3 macam, yaitu ;
Fi’il madhi, adalah fi’il yang pekerjaannya menunjukkan zaman madhi (lampau). Fi’il madhi bisa ditandai dengan masuknya ta’tanis, dan dhomir mutaharrik marfu’. Contoh ; ضربت، قد افلح، قمتَ
Fi’il Mudhore’ yaitu fiil yang pekerjaannya menunjukkan zaman hal (sekarang) atau istiqbal (akan datang) dan dalam bentuknya ditambah huruf mudoro’ah (ا،ن،ي،ت) diawalnya. Contoh : يقرأ، نستعين
Fiil Amar, adalah kata perintah dan akan terjadi pada zaman istiqbal. Contoh ; إستقمْ
Hukum Kalimah Fi’il
Mu’rob ; fiil yang mu’rab adalah hanya fiil mudhore, fiil mudhore bisa menerima i’rob rofa, nashob dan jazm. Contoh ; نستعينُ، انْ نستعينَ، لم نستعنْ
Mabni ; Fi’il mabni adalah fi’il madhi dan fiil Amar.
KALIMAH HURUF
Kalimah huruf adalah kalimah yang punya makna jika digabungkan dengan kalimah isim dan tidak dapat berdiri sendiri. Contoh kalimah huruf adalah harf jar.
susunan kalimah dalam pembentukan kalam tidak harus semua kalimah digunakan, bisa saja kalam terdiri dari 2 kalimah isim, 1 kalimah isim dengan 1 kalimah fi’il, atau lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar