Apa Kabar Dunia

Mari Belajar bersama

Rabu, 18 April 2012

PENJELASAN ASMA'UL SITTAH (6)

Pengertian Asma as Sittah (6 isim) beserta penjelasan i robnya



Pengertian

Dalam bahasa arab, ada 6 isim yang memiliki karakteristik khusus, yang dii’robi dengan huruf, sehingga mempunyai hukum yang khusus pula, 6 isim tersebut dinamakan asma as sittah yang lapadz-lafadznya ialah :


1. اَبُوْكَ

2. اَخُوْكَ

3. حَمُوْكِ

4. فُوْكَ

5. ذُوْ

6. هَنُوْكَ

Asmus didefinisikan sebagai berikut ;

مَا دَلَّ عَلى مُفْرَدٍ جَرَى مَجْرَى جَمْعِ الْمُذَكَرِ السَّالِمِ رَفْعًا وَجَرًّا

Artinya :

Isim yang menunjukkan makna mufrad yang berjalan seperti jamak mudzakar salim dalam keadaan rofa’ dan jer.



Syarat Asmaus sitah

Asmaus sitah memiliki syarat-syarat yang harus dimiliki agar lafadz – lafadz asmaus sittah bisa di i’robi dengan huruf, syaratnya ialah :

1. Harus Mufrad (tunggal), maksudnya lafadz yang akan dibuat asmaus sittah dari lafadz-lafadz diatas tidak boleh berbentuk tatsniyah atau jamak.

2. Mukabbar (peruntukan bagi yang besar), artinya tidak mushoghor, mushoggor ialah bentuk kecil biasanya diikutkan wazan فُعَيْلٌ atau فُعَيْعِلٌ.

3. Harus mudhof, artinya asmaus sitah harus menjadi mudhof ilaih.

4. Tidak mudhof pada ya mutakallim, karena jika mudhof pada ya mutakallim harkat akhir kalimah harus disesuaikan dengan ya mutakallim.

5. Lafadz فُوْكَ yang asalnya adalah فَمٌ, ketika dibuat asmaus sittah maka mimnya harus dibuang.

6. Lafadz ذُوْ harus menggunakan makna صَاحِب (memiliki), dan selamanya lafadz ini mudhof.

Jika salah satu syarat diatas tidak terpenuhi maka asmaus sittah tidak bisa dii’robi dengan huruf, melainkan dii’robi dengan harkat.



Hukum I’rob Asmaus sitah

I’rob dalam asmaus sitah ada tiga macam, yaitu :

1. Itmam, artinya sempurna yaitu i’rob asmaus sitah dengan menggunakan huruf. Ketika rofa ditandai wawu, nashob ditandai alif, dan jer ditandai ya.

Contoh : ، رَأَيْتُ اَخَاكَ، مَرَرْتُ بِأَخِيْكَ جَاءَ اَخُوْكَ

2. Naqs, yaitu i’rob asmaus sittah dengan menggunakan harkat. Rofa ditandai dhommah, nashob ditandai fathah, jer ditandai kasroh.

Contoh : ، رَأَيْتُ اَخَكَ، مَرَرْتُ بِأَخِكَ جَاءَ اَخُكَ

3. Qashr, yaitu asmaus sittah dii’robi dengah harkat yang dikira kirakan terhadap alif, Rofa ditandai dhommah, nashob ditandai fathah, jer ditandai kasroh.

Contoh : ، رَأَيْتُ اَخَاكَ، مَرَرْتُ بِأَخَاكَ جَاءَ اَخَاكَ



Dalam penggunaannya tidak semua irob diatas berlaku sama, tetapi masing masing memiliki keutamaan untuk digunakan, yaitu :

1. Lafadz اب، اخ، حم lebih utama dii’robi dengan huruf, yaitu, selanjutnya dengan i’rob qoshr yakni dengan harkat yang dikira-kirakan atas alif, dan yang terakhir dengan i’rob naqs yaitu dii’robi dengan harkat yang jelas (hukumnya jarang).

2. Pada lafadz هن hanya berlaku dua i’rob yaitu naqs dan itmam, dan lebih utama dengan i’rob naqs.


Wallohu a’lam bishawab

Tidak ada komentar:

KOMENTAR FB